Solo — Komunitas Wayang Kampung Sebelah (WKS) Solo memeriahkan peringatan Hari Jadi ke-52 Organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Surakarta, Sabtu (28/4) malam, di Bundaran Gladak, Jalan Slamet Riyadi, Solo.
Dalam acara perhelatan tersebut, WKS mengusung lakon “Petruk Nagih Janji”. Dikisahkan, bahwa sebagai bagian dari rakyat kecil, Petruk merasa telah menerima janji tentang sebuah kesejahteraan yang pernah diberikan oleh Prabu Puntadewa, penguasa pada masa kerajaan Amarta. Bagai menanti waktu tanpa batas, bahkan sampai kerajaan berubah masa menjadi sebuah negara republik, kesejahteraan rakyat yang lama dinanti-nanti pun tak kunjung terwujud. Sebagai wong cilik yang merasa hanya dijadikan tumbal pembangunan oleh para penguasa dari masa ke masa, habislah batas kesabaran Petruk hingga kemudian menagih janji.
“Karena sebenarnya Indonesia merupakan kampung yang berwujud negara. Lakon Petruk Nagih Janji merupakan cerita yang diangkat dari kisah pewayangan tentang sebuah simbol pemberontakan arus bawah terhadap perilaku penguasa yang notabene selalu obral janji dengan memberikan iming-iming akan kesejahteraan hidup rakyatnya, yang pada kenyataannya hanya omong kosong belaka. Dengan pementasan ini, kami mencoba menyuarakan aspirasi masyarakat bawah. Bagaimana supaya pemerintah benar-benar serius dalam memperhatikan dan melayani serta sungguh-sungguh bertanggung jawab dalam merealisasikan janji-janjinya kepada rakyat,” ungkap dalang WKS, Ki Jlitheng Suparman saat ditemui Timlo.net, di sela acara.
Sedikit berbeda dengan lakon yang kerap diusungnya. Dalam pementasan kali ini, komunitas asuhan dalang Ki Jlitheng Suparman tersebut mengkolaborasikan wayang kampungnya dengan wayang purwa (wayang kulit –Red). Tak ubahnya dengan pementasan yang kerap mereka gelar, komunitas tersebut selalu menyuguhkan dialog-dialog yang sarat akan pesan moral dan kritik sosial yang terkemas humoris. Sehingga tak jarang mengundang nafsu penonton untuk tertawa terpingkal-pingkal menyaksikan ulah Kampret, salah satu tokoh dalam lakon wayang tersebut.