Solo — Tarian kontemporer yang dibawakan 2 penari menghiasi pembukaan Pameran Cerpen Ilustrasi Kompas 2011, di Balai Soedjatmoko Solo, Senin (10/9). Tarian yang mengadopsi dari cerita cerpen pilihan Kompas 2011 karya Sanie B Kuncoro berjudul Telur Merah tersebut dibawakan dengan sangat mendalam oleh kedua penari.
Perpaduan antara gerak dan keseimbangan yang dibawakan kedua penari tersebut, mengundang decak kagum para penonton yang menyaksikan. Di atas sebuah kotak berukuran setengah meter persegi, mereka berdiri dan menari. Selain keseimbangan, juga dikeluarkan segi emosi yang sangat mendalam. Terlihat di setiap gerakan raut muka sedih maupun senang terpancarkan.
Cerpen Telur Merah sendiri menceritakan tentang perjuangan seorang isteri yang ingin mengandung dari rahimnya sendiri. Dengan harapan, setelah melahirkan dirinya bisa menjalankan adat layaknya orang Tionghoa yaitu apabila melahirkan bayi laki-laki dengan menandai 2 telur merah. Sedangkan untuk bayi perempuan ditandai dengan 1 telur merah.
Menurut salah satu penari, Cahwati, dirinya mengambil sebagian cerita untuk ditarikan. Dalam tariannya tersebut menceritakan kerinduaan seorang anak kepada ibunya. Dan dalam pemeranan tarian tersebut seorang pemain memainkan peran ganda. “Di sini saya berperan sebagai seorang ibu yang merindukan akan datangnya seorang anak. Sedangkan untuk sang laki-laki yang diperankan oleh Danang dirinya memerankan 3 tokoh sekaligus yaitu sebagai suami, bibi dan anak,” ungkapnya.