Solo — Nilai-nilai kejuangan masa kini berbeda dengan masa penjajahan. Nilai kepahlawan saat ini adalah semangat untuk bisa terbebas dari belenggu misalnya ketidakadilan, keterbelengguan dari masalah politik, keterbelengguan masalah sosial seperti kemisikinan dan kebodohan.
Demikian disampaikan Ketua Cabang Dewan Harian Cabang (DHC)’45, Soedjinto saat ditemui di sela-sela Musayawarah Cabang VI Tahun 2012 DHC ’45 Badan Penerus Pembudayaan Kejuangan ’45 Kota Surakarta di Wisma Gondo Puri, Kamis (15/11).
“Kalau dulu kan semangat, semangatnya itu memanggul senjata untuk mengusir penjajah. Nah, sekarang apakah memanggul senjata? Kan bukan itu. Semangatnya kepahlawanan itu adalah nilai-nilai di dalamnya yaitu adalah kita terbebas dari segala keterbelengguan,” kata Soedjinto.
Dikatakan Soedjinto, Musyawarah Cabag (Muscab) kali ini pun selain pemilihan ketua, difokuskan untuk masa peraliahan yang kesinambungan. “Harapannya kepengurusan nanti sudah disi generasi penerus. Sehingga potensi itu yang kita harapkan. Generasi penerus mampu melanjutkan visi perjuangan ’45,” tambahnya.
Soedjinto menambahkan, guna mewujudkan itu, pihaknya menggandeng mitra seperti dengan kodim dan intansi terkait seperti dinas pendidikan dan kesbangpol. “Kalau kemitraan itu bisa berjalan baik sehingga nilai kejuangan yang kita ajarkan itu sasarannya tepat,” ungkapnya.
Disinggung soal sosok kandidat ketua DHC yang baru, Soedjinto enggan berkomentar. ” Itu tergantung pleno, kira-kira siapa yang nanti dipercaya. Pengurus kan hanya membawa amanat dan amanah apa yg ditugasi dari perwakilan pengurus cabang, harian ranting mau pertimbangan. Saya belum bisa matur. Hal itu masih jadi satrio piningit. Kalau saya, ya jika masih diberi amanat saya siap,” tukasnya.
Musyawarah cabang itu dihadiri Walikota Hadi Rudyatmo, Ketua PCNU Solo Hilmi Sakdilah serta mantan Bupati Wonogiri Begung Purnomosidi,