Solo – Penambahan 30 Batik Solo Trans (BST) pada tahun 2013 mendatang menjadi solusi alternatif ketersediaan sarana angkutan umum yang layak di kota Solo. Terutama, seiring dengan adanya kebijakan larangan bagi siswa sekolah membawa kendaraan bermotor ke sekolah.
Mulai tahun 2013, upaya penambahan dua koridor BST segera terealisasi. “Untuk membuka koridor II dan III, diperlukan sekitar 40 armada BST. Namun minimal 15 BST saja sudah bisa jalan,” kata Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) kota Solo Yosca Herman Soedrajat kepada wartawan, Rabu (28/11).
Dari jumlah tersebut, 10 unit diantaranya berasal dari APBD 2013. Sisanya, Pemkot menunggu bantuan dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Dua koridor baru tersebut nantinya mampu menjangkau sebagian besar kawasan sekolah dan kawasan publik yang strategis.
Kebijakan penambahan dua koridor BST diharapkan mampu menjawab belum terintegrasinya sarana angkutan umum massal di Solo. Meski usulan pengadaan bus sekolah ditolak, Yosca menilai dengan beroperasinya dua koridor tersebut bisa mengkaver fungsi dan kemanfaatan adanya bus sekolah.
“Sebenarnya sudah kami mengajukan bantuan bus sekolah di Kemenhub. Tapi yang disetujui baru public transport saja. Salah satu solusinya ya dengan penambahan koridor BST,” jelasnya.
Pernyataan senada juga disampaikan oleh Sekretaris Daerah (Sekda) kota Solo Budhi Suharto. Menurutnya, kendala utama pengadaan bus sekolah terletak pada sisi anggaran. Kebutuhan transportasi siswa sekolah nantinya bisa terakomodasi dengan BST.