Solo — Minimnya perhatian dari pemerintah, membuat Panti Asuhan Keluarga Yatim Muhammadiyah (PAKYM), Kerten, Solo mengandalkan dana sumbangan donatur untuk kegiatan operasional. Hal tersebut disampaikan Kepala PAKYM Mahfud Junaid kepada anggota Komisi IV DPRD Solo, Umar Hasyim, saat berkunjung ke panti, Rabu (26/12).
“Bantuan dari pemerintah hampir tidak ada. Selama ini untuk operasional kami mengandalkan sumbangan dari donatur. Selain itu juga dari pendapatan beberapa usaha yang kami kelola seperti usaha toko dan sewa tempat,” ujar Mahfud Junaidi.
Menurut Mahfud, dari sumbangan donatur tersebut, pendapatan yang terkumpul sekitar Rp 35 juta/ bulan. “Jumlah itu mengalami peningkatan saat Bulan Puasa dan Lebaran. Namun, jumlahnya masih kurang karena untuk operasional panti dibutuhkan setidaknya Rp 40 juta/ bulan,” ungkapnya.
Mahfud menerangkan, tahun ini ada bantuan dari pemerintah pusat yaitu dana subsidi BBM sebesar Rp 3.000/anak selama satu tahun. “Subsidi itu untuk 22 anak asuh. Namun untuk tahun ini, sampai bulan ini belum juga cair. Padahal kami sudah melengkapi berkas-berkasnya ke Dinas Sosial Propinsi Jawa Tengah,” urainya.
Ditambahkan, biasanya bantuan dari Pemerintah Pusat itu sudah cair di bulan Agustus. “Harusnya Agustus sudah cair. Kami sudah cek ke Dinas Sosial Pemprov Jateng namun belum ada kejelasan,” lanjutnya.
Sementara, anggota Komisi IV DPRD Solo, Umar Hasyim mengatakan, pihaknya sengaja berkunjung ke panti yang memiliki 52 anak asuh itu untuk mengetahui permasalahan-permasalahan sebenarnya yang dihadapi.
“Saya harap akan mendapat masukan-masukan dari panti. Hal ini agar Pemkot juga mengetahui permasalahan sebenarnya yang dihadapi panti. Selain itu untuk menggugah semua pihak untuk peduli atas permasalahan-permasalahan panti,” pungkasnya.