Solo — Kualitas kredit perbankan di wilayah Soloraya di sepanjang November 2012 tetap terjaga dengan baik. Ini tercermin dari rasio non performing loan (NPL) gross yang cukup rendah sebesar 2,71 persen, masih di bawah target indikatif Bank Indonesia (BI) sebesar lima persen.
Hal itu disampaikan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Solo, Doni P Joewono, saat penyampaian Outlook Ekonomi 2013 dan Perkembangan Kinerja Perbankan di Kawasan Soloraya, bertempat di Kampoeng Ikan Lorin Hotel and Residences, baru-baru ini.
Perkembangan dana pihak ketiga (DPK) alias simpanan masyarakat dan kredit yang cukup baik ini menunjukkan bahwa perbankan di wilayah Soloraya sudah menjalankan fungsi intermediasi perbankan dengan baik. Dengan demikian mampu mendukung pertumbuhan ekonomi.
“Dilihat dari sektor ekonomi, kredit perbankan sebagian besar disalurkan ke sektor perdagangan besar dan eceran senilai Rp 10,63 triliun. Disusul sektor industri pengolahan sebesar Rp 9,04 triliun, sektor real estate dan persewaan sebesar Rp 1,43 triliun serta sektor pertanian sebesar Rp 1,26 triliun,” urai Doni.
Sementara itu, kredit perbankan untuk rumah tangga dalam rangka pemilikan rumah, flat atau apartemen, Ruko atau Rukan, kendaraan bermotor, peralatan rumah tangga, elektronik dan untuk keperluan multiguna yang tercakup dalam penerima kredit bukan lapangan usaha juga memiliki porsi yang besar mencapai Rp 10,77 triliun.