Solo — Wong Solo alias masyarakat Kota Bengawan dan sekitarnya sejauh ini masih cenderung meminati transaksi secara tunai alias menggunakan uang kartal ketimbang bertransaksi dengan sistem nontunai. Tak pelak, hal ini membuat inflow atau aliran uang masuk ke Bank Indonesia (BI) Solo sangat tinggi.
Hal tersebut mengindikasikan bahwa masyarakat belum sepenuhnya bank minded. Sebab, menurut Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Solo, Doni P Joewono, masyarakat dikatakan sudah bank minded jika porsi transaksi nontunainya besar dengan indikator Real-Time Gross Settlement (RTGS).
RTGS merupakan proses penyelesaian akhir transaksi (settlement) pembayaran yang dilakukan pertransaksi dan bersifat realtime, di mana rekening peserta dapat didebit atau dikredit berkali-kali dalam sehari, sesuai dengan perintah pembayaran dan penerimaan pembayaran.
Karakter transaksi masyarakat Kota Solo, diakui Doni, memang relatif berbeda dengan daerah lain seperti Yogyakarta. Di Kota Gudeg, outflow-nya cukup besar yang berarti masyarakatnya lebih suka mengeluarkan uang.
“Kalau di Solo, kami tetap berupaya agar masyarakatnya lebih sering bertransaksi secara nontunai karena lebih efisien,” pungkasnya.