Wonogiri — Masih ingat wabah hama ulat keong yang menyerang tanaman sengon laut putih di wilayah Desa Jatimarto, Kecamatan Ngadirojo, Wonogiri?. Ternyata, serangan itu sudah bisa ditanggulangi dengan metode sederhana. Memanfaatkan penthol (batang) korek api.
Sebelumnya, sekitar 30 hektar lahan sengon laut jenis putih di Desa Jatimarto mendapat serbuan ulat keong. Ulat memakan bagian daun sengon, kemudian turun ke batang untuk membuat lubang serta masuk di dalamnya. Ulah ulat mengakibatkan daun rontok dan berakhir pada mengeringnya batang.
“Kemarin kami sekitar 10-an warga mencoba secara mandiri menggunakan metode sederhana. Memanfaatkan penthol korek api. Jadi, penthol kita masukkan ke lubang di batang pohon. Satu batang 3 penthol. Alhamdulillah, serangan sudah mulai mereda,” ujar Sulardi, anggota DPRD Wonogiri asal daerah konstituen Ngadirojo.
Pria tinggi besar yang dijumpai di RM Sayem, Wonogiri, Rabu (6/3), mengungkapkan, ide penggunaan penthol korek diawali dari pemikiran adanya kandungan belerang dalam penthol. Menurut dirinya, ulat akan menyingkir jika mencium bau belerang.
“Tidak semua lubang kami masuki penthol. Hanya di bagian bawah saja. Karena uap atau aroma belerangnya secara otomatis akan naik ke bagian pohon di atasnya,” jelasnya.
Metode penthol korek, lanjut Sulardi, dipilih lantaran lebih murah dan efisien. Sementara metode yang diusulkan Dishutbun (Dinas Kehutanan dan Perkebunan)-yakni dengan menyemprot tanaman dirasa tidak efektif dan mengeluarkan biaya besar.
“Masak mau menyemprot di bagian daunnya? Padahal tanaman sengon kami kan sudah tinggi, sepuluh meter lebih. Bagaimana mencapai daun yang begitu tinggi?” tandasnya.
Tentang rencana mendatangkan peneliti dari LIPI, belum bisa diwujudkan. Alasannya, terbentur agenda LIPI yang tidak dapat disesuaikan.