Karanganyar — Warung Soto dan Bakso Bu Par di Jalan Adi Soemarmo, Desa Gawanan, Kecamatan Colomadu, Karanganyar sering menjadi langganan para pegawai di Kecamatan Colomadu dan sekitarnya. Selain harganya terjangkau, yaitu Rp4.000 per mangkuk, rasa soto ini berbeda dengan soto lainnya di daerah Colomadu. Komplitnya lauk serta makanan penunjang lainnya, menjadi daya tarik tersendiri bagi para pelanggannya.
“Banyak pegawai beberapa bank di Colomadu, pegawai kecamatan, pegawai hotel di Blulukan sering kali makan di sini secara rombongan. Kalau hari Minggu, makanan atau lauk yang ada di meja itu lebih beragam dan lebih banyak. Karena pengunjung yang datang di sini banyak sekali,” papar pemilik warung Parinem (67), ketika ditemui wartawan di sela-sela meladeni konsumen di warungnya, Selasa (12/3).
Menurut Bu Par, usaha yang digelutinya sejak 40 tahun lalu ini pada perjalanannya mengalami pasang surut cukup signifikan. Namun untuk racikan bumbu, dia mengaku tetap setia dengan bumbu tradisional yang diraciknya sendiri sebanyak belasan macam. Karena itu tak heran jika mereka yang mencoba mencicipi soto bening buatannya, banyak yang ketagihan sehingga datang kembali. Bagi mereka yang tidak suka masakan terlalu manis, pas rasanya jika memilih soto Bu Par sebagai menu yang disantap.
Selain bumbu soto yang mantap jaya di lidah, warung ini juga menggaet para pelanggannya dengan lauk pauknya yang khas, dan serasi jika disandingkan dengan soto. Sebut saja lentho, babat, iso, dan jerohan ayam. “Kalau hari Minggu warga yang berolahraga sepeda banyak sekali yang mampir di sini. Tetapi saya tidak hafal mereka datang dari mana saja,” kata Parinem.
Dalam sehari, papar dia, rata-rara dia menghabiskan beras 15 kilogram, daging sapi 8 kilogram. Namun, jika hari Minggu stok daging akan naik hingga menjadi 15 kilogram.
Lebih lanjut Parinem mengatakan usahanya semula hanya bakso. Pada awalnya dagangannya dijajakan dengan dipikul oleh suaminya. Dalam perkembangannya usaha mereka semakin meningkat usaha dan ditambah dengan soto daging sapi. Sejak saat itu usaha mereka kian maju, namun menu soto yang digeluti belakangan sekarang justru jauh lebih berkembang pesat.