Sragen — Petani di Kabupaten Sragen kembali kesulitan untuk mendapatkan pupuk bersubsidi jenis NPK Phonska. Kondisi ini sudah berlangsung sejak lebih dari dua pekan yang lalu.
Hal tersebut membuat para petani mengeluh karena mereka otomatis tidak dapat memberikan pupuk untuk tanaman miliknya. Salah satu petani di Kecamatan Sambirejo, Sragen, Pitoyo menuturkan, tidak dapat membeli pupuk bersubsidi jenis NPK, ZA dan lainnya di distributor sejak lebih dari dua pekan lalu. Menurutnya, pihak distributor beralasan banyak pengecer lain yang juga membeli sehinga antre.
“Saya memesan pupuk sejak tiga pekan lalu tetapi hingga kini belum dikirim. Alasannya antre. Padahal saya mau ambil NPK Phonska empat ton dan ZA satu ton. Sebetulnya ini sudah masanya untuk memupuk, tapi bagaimana lagi,” kata Pitoyo ketika dihubungi wartawan, Selasa (2/4).
Lebih lanjut Pitoyo yang juga sebagai pengecer pupuk ini mengaku membeli pupuk dari pengecer lain. Hal itu dilakukan supaya petani yang biasa membeli darinya tidak kecewa.
Melihat kondisi tersebut Ketua KTNA Kabupaten Sragen, Suratno, mengaku kawatir. Menurutnya, pihak holding company dan distributor pernah berjanji bahwa distribusi pupuk bersubsidi jenis NPK Phonska akan lancar dan tidak ada kelangkaan.
Suratno menegaskan, harusnya Pemkab Sragen segera mengambil tindakan mengenai distribusi NPK di Sragen. Dia mengungkapkan keterlambatan pemupukan akan mengurangi kualitas produksi hingga menghambat proses tanam. Menurut Suratno kondisi itu tidak terjadi saat petani memiliki pilihan pupuk bersubsidi jenis NPK.
“Saya akan menagih janji ke holding company soal keberadaan NPK Kujang dan Pelangi di Sragen. Holding company tidak membela petani,” katanya.
Suratno menambahkan pihaknya bahkan akan mengirim surat ke Gubernur dengan harapan Gubernur bisa menindaklanjuti dan mengambil kebijakan soal NPK.
Sementara itu Ketua Badan Pelaksana Penyuluh (Bapeluh) Kabupaten Sragen, Budiharjo, mengaku belum menerima laporan tentang kondisi tersebut. Dia menyatakan akan memerintahkan petugas untuk melakukan cek lapangan. “Akan kami cek, apakah betul ada kelangkaan,” ujarnya.