Karanganyar –Pembatasan Bahan Bakar Minyak (BBM) solar bersubsidi ternyata membuat para pengusaha angkutan merugi. Antre solar yang cukup panjang dan waktu yang lama membuat konsumsi bahan bakar menhjadi lebih boros. Waktu tempuh juga semakin lama sehingga biaya operasional menjadi membengkak.
“Sejak ada pembatasan solar bersubsidi, waktu perjalanan armada kami untuk semua jurusan lebih lama dibandingkan sebelumnya. Hal ini juga berdampak kami harus mengeluarkan biaya operasional lebih banyak,” tutur Yustinus Suroso, Presiden Direktur Rosalia Indah, saat ditemui kemarin.
Saat ini untuk mendapatkan solar bersubsidi mereka harus antre lebih dahulu di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), dan hal itu menyita waktu yang cukup lama. “Kalau dulu untuk jurusan Solo-Jakarta butuh 12-13 jam, sekarang malah sekitar 20 jam, dan hal ini dialami oleh semua pengusaha transportasi,” tegas Suroso.
Bertambahnya waktu perjalanan itu otomatis membuat konsumsi bahan bakar juga membengkak, dari semula hanya 400 liter untuk setiap bus, menjadi 500 liter, sehingga membuat para pengusaha merogoh kocek lebih dalam untuk membeli bahan bakar. Pemilik lebih dari 300 bus itu mengungkapkan, molornya waktu perjalanan juga berimbas kepada pengemudi, dimana hal itu membuat mereka lebih lelah dan letih serta waktu istirahatnya berkurang. Akibatnya, jika mereka dipaksakan bekerja lagi, pasti hal itu membahayakan untuk dirinya dan penumpang yang dibawanya.
Molornya waktu perjalanan itu juga membuat bus terlambat masuk garasi. Hal itu tersebut juga berimbas pada berkurangnya waktu para mekanik melakukan pemeliharaan dan perbaikan bus.