Timlo.net — Polisi membekuk sindikat pemalsuan kartu kredit dan debit yang sudah tiga tahun melancarkan aksinya. Mereka yang terdiri dari TK, SA, FA, dan KN adalah member dari website www.topdumpspro.com, www.ico.com dan juga www.dumps777.com.
Wakil Direktur Kriminal Khusus, AKBP Heri Santoso menuturkan, IP Address ketiga website tersebut berasal di beberapa negara Eropa, Asia maupun Amerika.
“Pelaku pencuri data merupakan sindikat internasional. Karena penyidik menemukan data kartu yang dicuri digunakan oleh para pelaku di Mexico, USA dan beberapa negara lainnya termasuk Indonesia,” terang Heri di Mapolda Metro Jaya, Kamis (30/5).
Cara kerja sindikat ini adalah, pemilik IP Address website memasukkan virus ke beberapa sistem komputer pertokoan. “Jadi jika ada transaksi di toko tersebut dengan cara debit atau pun menggunakan kartu kredit secara otomatis data pemilik kartu bisa terdeteksi,” papar Heri.
Kemudian, lanjut Heri, data-data pemilik kartu yang sudah terdeteksi diperjualbelikan melalui tiga website tersebut. “Jika ingin log in ke website itu harus menjadi member terlebih dahulu,” tambahnya.
“Satu data dijual USD 20 sampai USD 50 dan dijual pelaku di Indonesia dengan harga yang sama,” urai Heri.
Pelaku yang membeli data dari website tersebut yakni FA (36) dan KN (28). “Mereka lah yang memindahkan data-data korban tersebut ke dalam kartu kredit dan debit kosong. Proses pemindahan tersebut terbilang sebentar.”
Kemudian, kartu kredit dan debit palsu atau kloningan tersebut dijual Fery dan Kyno melalui situs jejaring sosial.
Sebanyak tujuh toko Body Shop di wilayah Jakarta dan Padang terdeteksi kepolisian telah disusupi virus yang berasal dari luar negeri tersebut.
Sebelumnya, Polda Metro Jaya menangkap empat pelaku penggandaan kartu kredit dan debit. Dari tangan pelaku, petugas menyita 3 buah laptop, 1 encoder kartu, 40 kartu kredit palsu, 3 printer, 1 alat EDC, ratusan kartu kosong yang nantinya akan diisi data-data curian dan beberapa lembar plastik pres kartu. (IM)
Sumber: Merdeka.com