Solo – Operasional bus pemadu moda dengan rute Bandara Adisumarmo – Terminal Tirtonadi belum bisa berjalan secara optimal. Resistensi antara bus yang dikelola oleh Damri tersebut dengan transportasi umum yang ada di bandara sebelumnya diklaim menjadi penyebab utamanya.
Selama ini, transportasi umum yang beroperasi di bandara Adisumarmo hanya taksi dan ojek saja. Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kota Solo, Yosca Herman Soedrajat mengungkapkan, sejak bus pemadu moda beroperasi, awak bus kerapkali menerima perlakuan yang kurang menyenangkan.
“Kami mendapat laporan bahwa beberapa kali awak bus diminta untuk menyingkir oleh oknum petugas bandara,” katanya kepada wartawan, Sabtu (15/6).
Menyikapi hal tersebut, pihaknya mengirim surat kepada Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk meminta mediasi antara Damri dengan pihak Bandara. Harapannya dengan mediasi yang dilakukan oleh Kemenhub, permasalahan di lapangan tersebut bisa diselesaikan.
Diketahui, tempat pemberhentian bus pemadu moda Damri di bandara Adisumarmo terlampau jauh dari pintu kedatangan domestik bandara. Jarak antara halte dengan pintu kedatangan domestik bandara sekitar 200 meter.
Di bandara, penumpang yang ingin naik bus pemadu moda Damri harus berjalan kaki sejauh itu menuju halte tanpa fasilitas koridor pejalan kaki. Lain halnya dengan armada taksi milik koperasi setempat. Pangkalan taksi bandara letaknya tepat di depan pintu kedatangan domestik.
Sementara, General Manager PT Angkasa Pura I bandara Adisumarmo Abdullah Usman mengungkapkan, pihaknya meminta kepada pengelola Damri untuk berkomunikasi dengan TNI AU secara intensif. “Sebaiknya dikomunikasikan dengan TNI AU,” terangnya.