Solo — Kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) mendapat tentangan dari puluhan mahasiswa dan masyarakat Soloraya. Bukan kali pertama, aksi yang mengatasnamakan gerakan rakyat dan mahasiswa (Geram) Soloraya itu dilakukan. Kali ini, mereka menggelar aksinya di Bundaran Gladag, Jalan Slamet Riyadi, Minggu (23/6) malam.
Aksi yang dimulai pukul 20.00 WIB tersebut lebih mengarah kepada aksi teatrikal dan puisi perjuangan yang isinya mengkritik kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM.
Mereka tidak melakukan aksi dengan turun ke jalan dan mengganggu pengendara kendaraan, melainkan mereka duduk di bawah Patung Slamet Riyadi. Mereka satu persatu menyampaikan keluhan terhadap beratnya kenaikan harga BBM. Berkali-kali peserta aksi damai itu, meminta pemerintah membatalkan kenaikan BBM.
“Pemerintah tidak berpihak pada rakyat,” teriak salah seorang peserta aksi.
Korlap Geram Soloraya, Zainal Arifin mengatakan, aksi simpatik itu ingin menunjukkan pada masyarakat, jika perjuangan untuk menentang kenaikan harga BBM masih berlanjut. Meski pemerintah sudah menaikkan BBM mulai Sabtu (22/6) . Aksi menampilkan pembacaan puisi dan teatrikal yang menggambarkan jeritan rakyat karena dampak kenaikan BBM.
“Harga-harga sudah mulai naik. Apalagi sebentar lagi memasuki Ramadan dan Lebaran. Kemudian berbarengan juga masuknya anak sekolah,” terangnya di sela-sela aksi.
Lebih lanjut Zainal menjelaskan, dengan aksi damai itu, mampu membuat masyarakat semakin simpatik. Pihaknya akan menunjukkan jika di Soloraya, aksi yang digelar mampu memberikan edukasi. Mengingat aksi lebih pada pesan inti meminta kenaikan BBM dibatalkan.
“Masih ada waktu pemerintah membatalkan kenaikan BBM. Kompensasi Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM), tidak memberikan masalah. Pemerintah terkesan memaksa rakyat untuk hidup prihatin. Mana hati pemerintah,” jelasnya dengan nada berapi-api.
