Minggu, Juni 26, 2022
  • Tentang Kami
  • Karir
Timlo.net
No Result
View All Result
  • Seni Budaya
  • Bisnis
  • Pendidikan
  • Olah Raga
  • Solo dan Sekitar
  • Wisata
  • Gaya Hidup
  • Nasional
  • Manca
  • Regional
    • Solo
    • Sragen
    • Karanganyar
    • Klaten
    • Wonogiri
    • Sukoharjo
    • Boyolali
  • Indeks



  • Seni Budaya
  • Bisnis
  • Pendidikan
  • Olah Raga
  • Solo dan Sekitar
  • Wisata
  • Gaya Hidup
  • Nasional
  • Manca
  • Regional
    • Solo
    • Sragen
    • Karanganyar
    • Klaten
    • Wonogiri
    • Sukoharjo
    • Boyolali
  • Indeks
Timlo.net
Home Solo dan Sekitar

Sumartono Hadinoto : Biarkan Pembauran Berlangsung Natural

by
27 Juni 2013 | 22:51
in Solo dan Sekitar, Umum
Share on FacebookShare on Twitter

BacaJuga

Duh! 66 ODGJ di Griya PMI Solo Terpapar Covid-19

27 Relawan Erupsi Gunung Semeru dari Akbara Solo Positif Covid-19 

Diterjang Angin, Lampion Shio Macan Dipasang di Kantor Gibran Ambruk

Solo — Pembauran di masyarakat tidak perlu dilakukan dengan paksaan. Biarkan pembauran berlangsung secara natural dengan dilandasi cinta.
Demikian disampaikan Ketua Humas Perkumpulan Masyarakat Surakarta (PMS) Solo, Sumartono Hadinoto saat menjadi pembicara dalam Semiloka Harmonisasi dan Kerukunan Antar Etnis serta Akulturasi Budaya Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 Tahap I di Hotel Solo Inn, Kamis (27/6).
Menurut Sumartono, pembauran tidak boleh dipaksakan apalagi dipolitisasi. “Untuk apa saya harus memiliki nama Sumartono kalau kemudian saya korupsi. Lebih baik punya nama Liem Swie King, tapi dia mengharumkan bangsa,” katanya memberi contoh.
Proses akulturasi budaya yang terjadi secara alami dan tanpa paksaan justru kemudian akan berkembang menjadi karya baru. Grebeg Sudiro yang merupakan akulturasi budaya Jawa dan Tionghoa menjadi contoh terjadinya karya baru tersebut.
Lebih jauh, Sumartono mengatakan, potensi konflik akan bisa diredam jika seseorang memiliki jiwa empati dan berpikir untuk orang lain bukan dirinya atau golongannya.
“Terjadi konflik itu karena banyak hal pertama karena adanya gesekan dan itu hal yang lumrah. Kedua ada kepentingan. Kepentingan inilah yang jika kita hanya berpikir untuk diri sendiri tanpa berpikir orang lain. Kalau kita bisa berempati maka semua persoalan bisa diselesaikan,” jelasnya.
Sementara Pembicara lainnya, Dosen Fisip UNS, Drs. Kandyawan mengatakan, seorang multikulturalis selalu berpikir empati. Menempatkan dirinya pada diri orang lain.
“Selain itu, multikulturalis juga berpikir sistemik dan holistik. Hal itu seperti yang disampaikan Pak Martono tadi, dia tidak berpikir bahwa berteman itu selalu menguntungkan saat ini. Mungkin dia butuh teman itu 3 tahun mendatang. Ini namanya berpikir holistis,” pungkasnya.

Tags: Grebeg Sudirosumartono hadinoto

Previous Post

Badan Kesbangpol dan Linmas Jateng Gelar Semiloka Kerukunan antar Etnis

Next Post

Ditolak Sejumlah Rumah Sakit, Bayi 1,3 Bulan Meninggal

Berita Terkait

Duh! 66 ODGJ di Griya PMI Solo Terpapar Covid-19

Duh! 66 ODGJ di Griya PMI Solo Terpapar Covid-19

4 Maret 2022
27 Relawan Erupsi Gunung Semeru dari Akbara Solo Positif Covid-19 

27 Relawan Erupsi Gunung Semeru dari Akbara Solo Positif Covid-19 

8 Februari 2022

Diterjang Angin, Lampion Shio Macan Dipasang di Kantor Gibran Ambruk

1 Februari 2022

Dianggap Kota Cabang Tiongkok Karena Pasang Lampion, Gibran: Itu Wong Stres

1 Februari 2022

1.000 Lampion Dinyalakan, Warga Berkerumun di Pasar Gede dan Balaikota

31 Januari 2022

Sambut Imlek 2573, Lampion Shio Macan dan Dewa Rejeki Dipasang di Balai Kota

26 Januari 2022
Next Post

Ditolak Sejumlah Rumah Sakit, Bayi 1,3 Bulan Meninggal

Terkini

Kelebihan Muatan, Truk Pengangkut Batu Masuk Jurang

Kelebihan Muatan, Truk Pengangkut Batu Masuk Jurang

26 Juni 2022
Hari Tanpa Tembakau Sedunia, Begini Cara Efektif Berhenti Merokok

Gegara Merokok, Seorang Jemaah Haji Nyaris Ditangkap Polisi Arab Saudi

26 Juni 2022
Menghadapi Kompetisi Piala AFF Wanita, Skuad Garuda Pertiwi Sudah Lengkap

Menghadapi Kompetisi Piala AFF Wanita, Skuad Garuda Pertiwi Sudah Lengkap

26 Juni 2022
Siapa Jemaah yang Bisa Dibadalhajikan? Ini Penjelasan Kemenag

Jelang Puncak Haji, 65 Ribu Jemaah Sudah Berada di Tanah Suci

26 Juni 2022
Sering Dijadikan Lokasi Shooting Film, Ternyata Mendongkrak Kunjungan Wisatawan ke Magelang

Sering Dijadikan Lokasi Shooting Film, Ternyata Mendongkrak Kunjungan Wisatawan ke Magelang

26 Juni 2022









  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Telepon Penting
  • Privacy Policy
  • Term of Use
  • Karir
  • Sitemap
Telepon Kami : +62-271-626499

Copyright © 2022 Timlo.net PT Tinular Media Solo All Rights Reserved

No Result
View All Result
  • Solo dan Sekitar
  • Bisnis
  • Seni Budaya
  • Gaya Hidup
  • Pendidikan
  • Wisata
  • Olah Raga
  • Nasional
  • Manca
  • Serba-serbi

Copyright © 2022 Timlo.net PT Tinular Media Solo All Rights Reserved