Solo — Operasional kendaraan road sweeper rencananya akan dilaunching Jumat (5/7) besok. Keberadaan produk buatan Jerman ini diharapkan bisa mengatasi permasalahan sampah yang ada di Kota Solo.
Saat ini, sebuah road sweeper berwarna dominan hijau ini bertengger di tempat parkir rumah dinas Walikota Loji Gandrung. “Ini baru mau dibuatkan garasi di Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP). Sementara ini biar dulu (Loji Gandrung),” kata Walikota Solo FX Hadi Rudyatmo kepada wartawan, Rabu (3/7).
Sedianya, Pemkot membeli dua unit road sweeper seharga masing-masing Rp 1,2 miliar. Namun karena ada masalah yang terjadi di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, baru satu unit saja yang tiba di Solo.
“Kemarin waktu bongkar muat di pelabuhan, kaca kendaraan yang satunya pecah saat diangkut Forklift. Jadi kami kembalikan buat diperbaiki dulu,” terangnya.
Secara teknis, kendaraan bermesin matic ini mampu menyapu jalanan yang berkontur rata maupun bergelombang. Dengan sebuah bak penampung sampah pada body bagian belakang, mobil road sweeper ini mampu menampung hingga satu meter kubik sampah dan 145 liter air.
Mobil ini juga didesain ramping, hanya memiliki satu single seater pada bagian kabin. Cara kerjanya, dua buah sapu di kanan dan kiri bodi bagian depan, berbentuk lingkaran yang masing-masing berdiameter kurang lebih 30 cm tersebut akan berputar dengan tangkai sebagai porosnya.
Layaknya orang yang sedang menyapu, sampah akan terkumpul di tengah-tengahnya. Selanjutnya, sebuah vacuum berkekuatan besar akan menyedot sampah dan air untuk ditampung dalam bak belakang kendaraan.
Tahun ini, DKP baru mengoperasikan dua unit road sweeper. Pemkot akan mengevaluasi berapa besar tingkat efisiensi dari operasional kendaraan tersebut. “Akan kami evaluasi. Jika memungkinkan, akan diusulkan lagi pengadaan kendaraan baru di tahun depan,” terang Rudy, sapaan Walikota.
Sementara, Kepala DKP Kota Solo Hasta Gunawan mengungkapkan, road sweeper itu akan dioperasikan pada ruas Jl Slamet Riyadi, Jl Jenderal Sudirman (Jensud) dan kawasan Ngarsapura. Kini pihaknya baru melakukan pelatihan kepada 6 tenaga DKP untuk mengoperasikan road sweeper.
“Sambil menunggu penyerahan aset dari pihak ke-3 kepada Pemkot, kami beri pelatihan kepada operator,” ungkapnya.
Dalam hal perawatan, pihaknya akan mengajukan anggaran melalui APBD Perubahan 2013. “Kalau biaya operasional tidak mahal, justru harga suku cadangnya yang lebih mahal,” jelasnya.