Timlo.net--Buku interaktif yang mengizinkan pembaca mendikte jalan cerita bukanlah hal yang baru. Model buku seperti ini sudah ada sejak puluhan tahun. Di sisi lain, televisi interaktif adalah hal yang baru. Netflix berusaha mempopulerkan model ini dengan film Black Mirror: Bandersnatch. Film itu dibuat berdasarkan franchise the Black Mirror. Sepanjang film, penonton bisa membuat pilihan-pilihan yang bisa mempengaruhi akhir cerita.
Tapi, tidak semua pihak senang dengan adanya film itu. Penerbit buku the Choose Your Own Adventure melayangkan tuntutan hukum kepada Netflix. Mereka menuduh layanan streaming itu melanggar merk dagang mereka dan secara tidak sah menggunakan hak milik intelektual mereka. Hal ini menyebabkan kerusakan pada reputasi penerbit itu, tulis Ubergizmo, Sabtu (12/1).
Untuk mereka yang belum melihat film itu, Black Mirror: Bandersnatch mengisahkan seorang programmer yang mencoba mengadaptasi buku fiksi Choose Your Own Adventure ke dalam video game.
Penerbit buku itu menuduh Netflix menggunakan brand mereka untuk memanfaatkan nostalgia penonton. Mereka keberatan dihubungkan dengan kekerasan yang digambarkan dalam film.
Rupanya Netflix dan penerbit itu sudah membahas soal lisensi brand buku itu. Tapi penerbit itu belum memberikan izin untuk menggunakan brand mereka.
Pendiri dan penerbit perusahaan itu, Shannon Gilligan berkata, “Kami telah menerima pesan yang banyak dari orang-orang yang percaya kami berhubungan dengan penciptaan film ini, termasuk orang tua yang kuatir jika kami mengubah brand the CYOA yang mereka tahu dan cintai dengan konten yang mengejutkan dan melukai mereka.”
Editor : Ranu Ario