Solo — Kebutuhan rumah bersubsidi di kawasan Soloraya terus menunjukkan tren pertumbuhan yang cukup fantastis. Belakangan, permintaan rumah yang menyasar masyarakat menengah ke bawah ini mampu tembus di kisaran 700 unit dalam setiap bulannya.
Jumlah sebanyak itu, menurut Sekretaris Real Estate Indonesia (REI) Solo, Lukas Sawlasana, tersebar di tujuh daerah di kawasan Soloraya. Dengan demikian, setidaknya ada seratus unit rumah bersubsidi yang dibutuhkan masyarakat di masing-masing daerah.
Kondisi ini cukup ironis, mengingat sejauh ini pengembang hanya mampu menyediakan 300 unit saja untuk memenuhi kebutuhan pasar properti di Soloraya. “Saat ini baru 300 unit saja yang bisa ditawarkan, padahal harapan rumah bersubsidi sangat-sangat besar,” ujar Lukas kepada wartawan, di Solo Square, Senin (6/1).
Selain ketersediaannya terbatas, menurutnya masyarakat kerap menemui kendala dalam hal akses kredit. Pasalnya, perbankan masih terlalu selektif dalam menyalurkan kredit pembiayaan perumahan.
Kondisi ini, diakui Lukas, makin membuat masyarakat kesulitan memiliki tempat tinggal. “Harapannya ada kerjasama yang lebih terfokus antara bank pemberi kredit dengan masyarakat yang berpenghasilan tidak tetap, sehingga bisa lebih mudah mendapatkan hunian,” tutur dia.
Sementara itu, untuk memenuhi besarnya permintaan rumah bersubsidi, kalangan pengembang rencananya akan membidik daerah-daerah pinggiran. Di antaranya Ngemplak Kartasura, Combongan Sukoharjo hingga kawasan Bekonang.