Solo — Matahari mulai menyembul di cakrawala arah timur. Ratusan umat Tridharma telah memadati Kawasan Pasar Gede tepatnya di Klenteng Tien Kok Sie. Mereka berjubel untuk mengikuti ritual tahunan Poe Oen atau tolak balak yang rutin diselenggarakan sebelum oergantian tahun baru Imlek.
“Sejak pukul 06.00 WIB tadi, sudah disini mas. Untuk ngikuti ritual Poe Oen,” terang salah seorang pengunjung, Hariyadi (52).
Kakek tiga cucu ini rutin mengikuti acara tahunan yang diselenggarakan pihak Klenteng. Dia berharap, dengan mengikuti ritual tersebut mampu menjauhkan segala bala atau kesialan yang akan menimpa di tahun baru nanti.
“Rutin, tiap tahun. Ya harapannya diberi keselamatan, rezeki melimpah dan dijauhkan dari segala bentuk kesialan,” kata warga Sudiropraja tersebut.
Lain halnya dengan Hariyadi, Agus Priyadi (34) warga Yogyakarta sengaja mendatangi Klenteng Tien Kok Sie untuk melihat wujud teloransi umat beragama yang ada di wilayah Solo, Jawa Tengah.
“Saya sering dengar, kalau jelang Imlek di Solo meriah dengan diwarnai berbagai ritual keagamaan. Saya ingin melihat secara langsung, termasuk membuktikan apakah benar hal itu terjadi,” katanya.
Ritual Poe Oen sendiri merupakan salah satu rangkaian ibadah yang dilakukan umat Tridharma dalam menyambut Tahun Baru Imlek. Dalam ritual tersebut, umat Tridharma melepaskan ribuan makhluk hidup diantaranya burung, ikan dan binatang lainnya. Hal ini sebagai simbol untuk melepas kesengsaraan yang selama ini membelenggu hewan-hewan tersebut.
Pembina Klenteng Tien Kok Sie, Agus Hartono mengatakan, ritual Poe Oen sebagai bentuk menebus dosa di tahun sebelumnya. Selain itu, juga sebagai bentuk pengharapan umat Tridharma supaya tahun depan lebih baik dari tahun sebelumnya.
“Kami melepas ribuan hewan, mulai dari burung maupun ikan lele ke alam bebas. Tujuannya, supaya melepas kesengsaraan makhluk hidup agar dapat hidup bebas di alam,” kata Agus.
Usai melepaskan mahkluk hidup, umat Tridarma membakar uang kertas. Tujuannya, untuk mengirimkann bekal kepada leluhur yang telah mendahului mereka di alam baka.
Setelah itu, dilanjutkan dengan membaca Sutra Phu Men Phin di hadapan altar Dewi Kwam Im. Dan, ritual keagamaan tersebut ditutup dengan makan bersama.
“Sejak dua minggu kemarin, sudah dilakukan rangkaian kegiatan. Mulai dari ritual pembukaan Sutra Phu Men Phin menaikkan persembahan, Ritual Lin Yen Cau, Sutra Cin Kang Pao Chan 1, 2 dan 3 dan masih banyak yang lain,” katanya.
Pihaknya berharap, apa yang dilakukan tersebut mwmbawa berkah bagi umat Tridharma. Sekaligus, sebagai salah satu wujud teloransi umat beragama yang ada di wilayah Kota Solo.
Editor : Wahyu Wibowo