Solo – Republik Aeng-Aeng pimpinan Mayor Haristanto dan beberapa elemen masyarakat etnis Tionghoa Surkarta yang menganut kepercayaan Konghucu, menggelar aksi solidaritas untuk melepas kepergian KH. Abdurachman Wahid atau Gus Dur, di Bundaran Gladak Surakarta, Kamis (31/12) siang.
Mereka melaksanakan aksinya dengan turut seta membawa rangkaian bunga dan lilin sebagai bentuk rasa berduka cita yang mendalam atas wafatnya mantan presiden Republik Indonesia ke empat. Para etnis Tionghoa yang ikut aksi ini, berdoa secara khusyuk sembari berlutut, memohon kepada Yang Kuasa agar almarhum Gus Dur diberikan tempat yang terbaik disisiNya.
Diantara mereka terlihat cukup terharu dan bahkan tak mampu menahan tetes air mata. Bagi mereka etnis Tionghoa, sosok Gus Dur sangat dihargai karena peran Gus Dur ketika memimpin bangsa ini yang memproklamirkan tentang pentingnya kanekaragaman bangsa dan budaya. Bagi mereka, Gus Dur dianggap sebagai bapak pluralisme, yakni dengan memberikan kesempatan bagi kelompok minoritas dalam menganut aliran kepercayaan yang diyakini oleh seluruh masyarakat Indonesia.
Kegiatan solidaritas ini digelar secara bersamaan dengan proses pemakaman kenegaraan Gus Dur di Jombang, Jawa Timur.