Wonogiri — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonogiri melalui Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura mengharapkan kalangan petani segera beralih ke sistem pertanian dengan konsep kembali ke alam. Salah satunya dengan memakai pupuk organik.
Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Kabupaten Wonogiri, Guruh Santoso melalui sambungan telepon, Sabtu (3/3), menuturkan, pihak Pemkab mengharapkan petani Wonogiri dapat beralih ke pertanian organik. “Secara bertahap petani di Wonogiri kita arahkan untuk kembali ke alam, salah satu caranya dengan menerapkan pertanian memakai pupuk organik,” pintanya.
Dengan penerapan pertanian organik maka biaya produksi selama masa persiapan, pemupukan, pengolahan, dan pemanenan bisa dipangkas. “Paling tidak biaya pembelian pupuk buatan pabrik bisa dihilangkan, dan digantikan dengan pemakaian pupuk organik yang lebih efisien, murah, namun manfaatnya tidak kalah dibanding buatan pabrik,” terang Guruh.
Alasan penerapan sistem organik, menurut Guruh adalah kondisi tanah lahan pertanian di Wonogiri yang telah rusak. Secara kimiawi maupun fisik keadaan tanah di hampir seluruh lahan pertanian di Wonogiri sudah dalam fase kritis. Ini disebabkan pemakaian pupuk kimia buatan pabrik yang terkadang berlebihan.
“Bisa dikatakan seluruh lahan pertanian yang ada di Wonogiri, khususnya unsur NPK (Nitrogen, Phosphor dan Kalium –Red) sudah melebihi ambang batas kewajaran menurut perhitungan normalnya, selain itu secara fisik juga sudah rusak, kok,” ujarnya.
Dengan pemakaian pupuk organik maka kondisi tanah yang rusak dan kritis lambat laun akan terperbaiki. Karena secara biologis kandungan yang ada dalam pupuk organik bersifat menyempurnakan unsur dan hara dalam tanah. “Tapi tentunya memerlukan proses yang kemungkinan besar berbeda waktunya antara lahan di suatu tempat dengan tempat yang lain, tergantung dari tingkat kerusakannya,” jelasnya.