Timlo.net--Liam Neeson menanggapi wawancara kontroversial di mana dia mengungkapkan penyesalannya karena ingin membunuh seorang pria kulit hitam.
“Saya tidak rasis, ini terjadi 40 tahun lalu,” katanya dalam Good Morning America, Selasa (5/2).
“Topik film kami adalah balas dendam, dan sang wartawati bertanya bagaimana saya mendalami itu,” katanya dilansir dari Time, Selasa (5/2).
Dia sendiri memperoleh banyak kritikan karena pernyataannya dalam wawancara itu. Wawancara itu dilakukan dengan The Independent dan dipublikasikan Senin (4/2). Dia sendiri sedang mempromosikan film barunya, Cold Pursuit. Film itu berkisah tentang seorang pria yang balas dendam karena putranya dibunuh.
Tiba-tiba Liam mengisahkan sebuah peristiwa nyata yang dia alami. Suatu ketika dia mengetahui salah satu teman wanitanya diperkosa. Reaksinya setelah mengetahui hal itu adalah bertanya, “Saya bertanya jika dia tahu siapa orangnya? Tidak. Apa warna kulitnya? Dia berkata jika dia adalah orang berkulit hitam.”
Liam lalu ingin balas dendam. Dia sengaja berkeliaran di wilayah di mana temannya itu diperkosa. Dia di sana memakai senjata tumpul. “Saya malu berkata seperti itu. Dan saya melakukan itu mungkin sekitar seminggu, berharap beberapa orang kulit hitam keluar dari bar dan mencari masalah dengan saya jadi saya bisa membunuhnya,” terang Liam.
Dalam wawancara di Good Morning America, Liam berkata jika ras pelaku tidaklah relevan baginya. “Jika [sang korban] berkata itu orang Irlandia, Scot, Inggris, saya tahu saya akan merasakan hal yang sama. Saya mencoba menunjukkan rasa hormat dan membela teman terkasih saya dalam cara kuno. Saya terkejut saat saya menyadari saya mengatakan hal-hal buruk ini. Untungnya, tidak ada kekerasan yang terjadi,” lanjut Liam.
Dia juga mengatakan jika dia mencari pertolongan saat itu dengan berbicara dengan seorang pendeta. Beberapa warganet mengungkap rasa marah mereka setelah membaca wawancara itu. Sebagian besar kemarahan ditujukan karena mereka menganggap jika Liam rasis. Terutama karena bertanya soal warna kulit pelaku.
Tapi tidak semua orang beranggapan demikian. John Barnes, seorang mantan pesepakbola kulit hitam justru mendukung Liam. John pernah mengalami pelecehan rasis saat bermain untuk Liverpool FC pada 1980-an. Dia berkata jika Liam berhak memperoleh medali karena perkataannya itu. “Dia berkata jika dia malu dan takut dengan apa yang dia rasakan,” kata John.
Editor : Ranu Ario