Timlo.net – Jalan Gatot Subroto menjadi salah satu tempat favorit untuk dikunjungi dan menghabiskan waktu luang di kota Solo. Melalui program Solo is Solo, Jalan Gatot Subroto disulap menjadi wadah menuangkan kreativitas oleh berbagai kalangan, baik masyarakat setempat maupun komunitas mural Surakarta.
“Solo is solo itu pemberdayaan ruang publik melalui seni mural yang merupakan kolaborasi pemerintah, warga masyarakat dan komunitas,” ujar Irul Hidayat, kordinator komunitas mural Solo is Solo, belum lama ini.
Dia mengungkapkan mural dijalan Gatot Subroto mengambil beberapa tema seperti local wisdom, tema nasionalisme, dan kesadaran berbangsa. Patokan dan dinding-dinding bangunan sepanjang jalan Gatot Subroto disulap menjadi lebih hidup dan penuh warna. Mulai dari gambar artis penyanyi fenomenal armarhumah Nike Ardila sebagai ikon musik Pop wanita Indonesia. Selain itu ada komposer dan penyanyi
legendaris, Kurt Cobain dan Jimmy Hendrix yang digambar berdampingan dengan Jean Basquiat.
Gambar-gambar bertema sosial politik juga turut menghiasi. Mulai dari mural anak-anak jalanan, perajin batik, pedagang kaki lima sampai tema nasionalisme yang digambarkan melalui mural R.A. Kartini dan tokoh sumpah pemuda seperti Mohammad Yamin. Tentunya masih banyak lagi ragam mural yang menarik untuk dijadikan spot foto sosial media agar lebih klasik dan keren.
Semakin malam maka kepadatan akan semakin terlihat. Tidak hanya mural saja yang menjadikan kawasan jalan Gatot Subroto, utamanya dari Matahari Singosaren sampai perempatan jalan Slamet Riyadi menjadi pilihan yang asik dan menarik. Suasana malam khas kota Solo yang berpadu dengan galeri seni jalanan hasil mural-mural tersebut membuat kawasan ini ramai dikunjungi. Didukung dengan kursi-kursi taman di sepanjang sisi jalan, membuat tempat ini menjadi lebih nyaman untuk menghabiskan waktu dengan
bercengkrama-ria bersama teman.
Salah satu pemilik salah satu toko di kawasan Gatot Subroto, Danang, mengungkapkan, hampir tiap malam kawasan tersebut selalu ramai. Terutama dari kalangan anak muda.
“Ada yang datang cuma foto-foto, tapi banyak yang nongkrong dan ngobrol lama,” kata dia.
Karya mural tersebut merupakan salah satu upaya untuk membendung vandalisme yang sering dianggap mengganggu keindahan dengan coretan-coretan ditembok. Melalui program Solo is solo, kawasan sepanjang jalan Gatot Subroto menjadi bukti bahwa mural mampu menjadi seni yang unik dan menarik. (Elvira Chustiana K.)
Editor : Dhefi Nugroho