Solo – Bertepatan dengan peringatan hari HAM, puluhan aktivis yang tergabung dalam AMUK Rakyat (Aliansi Masyarakat Untuk Kesejahteraan Rakyat) pagi tadi menggelar demo di depan kantor Kejaksaan Tinggi Solo.
Dalam orasinya, mereka menuntut Pemerintah untuk terus mengungkap kasus-kasus HAM yang terjadi mulai dari tahun 1965 hingga sekarang ini. Pengungkapan kasus HAM oleh pemerintah dinilai lambat mulai dari tragedi 1965, tragedi 1998, kasus Talangsari Lampung, Tanjung Priok, serta kasus-kasus lain yang merenggut hak-hak kaum miskin. Dalam aksi tersebut para aktivis juga meneriakkan buruknya penanganan Pemerintah atas skandal Bank Century, serta menuntut Sri Mulyani dan Boediono dicopot dari jabatannya karena dianggap menghilangkan uang rakyat.
Dalam demo yang berlangsung selama 2 jam tersebut, aktivis yang berasal dari PMKRI, LBH-YAPHI, dan mahasiswa UMS serta LSM-LSM, meneriakkan yel-yel menuntut diungkapnya kasus-kasus HAM yang selama belum dapat dipecahkan oleh pemerintah serta pembacaan puisi dari puisi yang dibuat oleh penyair terkenal Wiji Tukul yang menghilang sejak tahun 1998. Dalam aksi tersebut para demonstran mengibarkan bendera setengah tiang sebagai tanda belasungkawa atas korban-korban aksi kekerasan dan pelanggaran HAM.