Solo – Kualitas generasi milenial Bangsa Indonesia di Pemilu 2019 makin meningkat. Hal ini tak lepas dari upaya untuk mengakomodir kepentingan milenial yakni kebutuhan lapangan pekerjaan serta pembekalan untuk menjadi wirausahawan.
“Simbol kualitas politik di Indonesia ini makin meningkat. Baik itu dari sisi milenial dan emak-emak yang menjadi andalan kami,” terang Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN), Dahnil Anzar Simanjuntak saat ditemui wartawan dalam acara Rakornas Gerakan Milenial Indonesia (GMI) di Harris Hotel, Jalan Slamet Riyadi, Kota Solo, Minggu (31/3) siang.
Menurut Dahnil, sosok Prabowo Subianto-Sandiaga Salahudin Uno menjadi salah satu bukti otentik segmentasi pemilih di kubu mereka. Sandiaga dinilai mampu menjadi sosok yang dapat mewakili milenial saat ini. Sedangkan, Prabowo dinilai mampu menjaga keutuhan Bangsa Indonesia melalui sikap tegas yang ditampilkannya.
“Anak muda butuh otentisitas tersendiri. Nah, disini Sandi sangat mewakili mereka. Sehingga, mereka berhimpun dan membuat gerakan politik melalui wadah seperti GMI ini,” jelas Dahnil.
Sementara itu, Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo–Sandi, Edy Soeparno mengatakan, jumlah milenial dalam Pilpres 2019 mencapai 30-35 persen dari keseluruhan jumlah DPT. Jumlah ini sangat signifikan dan menentukan arah Bangsa Indonesia.
Dalam menggerakkan milenial di bidang politik, Edy mengaku butuh upaya keras dalam mengusung ide dan konsep yang sangat mereka butuhkan. Sejumlah tema yang menjadi perhatian milenial saat ini dan sedang diperjuangkan oleh mereka adalah tentang lapangan kerja dan pelatihan kewirausahaan.
“Dua isu ini menjadi penting, ketika bersinggungan langsung dengan masalah milenial. Mereka tentu akan berhimpun dan menentukan sikap demi kelangsungan di masa mendatang,” kata Edy.
Editor : Wahyu Wibowo