Solo – Melihat kebanyakan siswa sekarang ini hanya menganggap pelajaran sejarah adalah pelajaran yang tidak terlalu penting dan sebagian besar juga sulit untuk benar-benar menyerap pelajaran sejarah yang diajarkan di sekolah, sekelompok siswa yang tergabung dalam Komunitas Remaja Solo Melek Sejarah (Jasmerah) ingin menciptakan kegiatan-kegiatan yang tentunya berkaitan dengan sejarah tetapi dikemas dalam bentuk kegemaran dan dekat dengan remaja.
Seperti contoh yaitu lomba fotografi bangunan bersejarah yang tersebar di Solo, yang menjadi kegiatan mereka beberapa waktu yang lalu. Namun kegiatan tersebut mereka rasa kurang berhasil karena menemui berbagai hambatan seperti masalah publikasi dan dana. Dari ketidakberhasilan tersebut, mereka akan mengadakan kegiatan memperingati 10 tahun terbentuknya WWI Foundation yaitu “10 tahun Yayasan Warna-warni Indonesia Present Big Walk Jasmerah”.
Rute perjalanan dimulai dari Balaikota Surakarta. Peserta akan melakukan perhentian-perhentian di tempat-tempat yang bersejarah bagi Kota Solo kemudian sedikit mengadakan sedikit flashback mengenai sejarah bangunan-bangunannya dengan diskusi singkat. Rute selanjutnya adalah Bank Indonesia – Kantor Pos dan Kantor Telkom – Benteng Vastenburg – GPIB Penabur – Gapura Gladhag – Gedung Batari – nDalem Wuryaningratan – Balai Sudjatmoko – Taman Sriwedari – bekas Kantor Kodim – Loji Gandrung – bekas RS Mangkubumen – Monumen Pers – Istana Mangkunegaran – Kusuma Sahid Prince Hotel – Kompleks Gereja Katolik Santo Antonius – Gedung bekas Fajar Teater – Klenteng Tien Kok Sie – Pasar Gedhe Hardjonagoro.
Kegiatan tersebut sementara akan diikuti oleh 3000an siswa dari 10 sekolah yaitu 8 sekolah negeri dan 2 sekolah swasta yaitu SMA Muhammadiyah 1 dan SMA Batik 1. Setelah kegiatan tersebut, rencananya komunitas ini akan mengadakan regenerasi. “Anggota yang sudah ini kebanyakan dari kelas XII, jadi kami akan mencari penerus agar tak punah begitu saja mengingat komunitas ini juga baru saja kami bentuk,” jelas Daniel Revelino, ketua Jasmerah yang ditemui ketika rapat program kerja di Rumahkoe, Laweyan
Dengan diadakannya kegiatan ini juga mereka berharap agar keberadaan komunitas mereka diakui dan diresmikan oleh Walikota. Menurut Daniel, dalam sebuah perencanaan kegiatan, akan lebih nyaman apabila didukung oleh Pemerintah Kota karena masalah publikasi yang lebih mudah dan kegiatan yang lebih terpercaya.