Solo — Menjelang bulan Puasa, sejumlah harga barang kebutuhan pokok (Sembako) di pasar tradisional cenderung mengalami penurunan. Padahal selama kurun waktu 5 tahun terakhir, saat memasuki Ramadhan harga Sembako cenderung meroket.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Propinsi Jateng, Ihwan Sudrajat mengatakan, fenomena tersebut baru terjadi kali ini. “Kita cermati terus dari Puasa sampai H-2 Lebaran. Selama 5 tahun terakhir, saat memasuki bulan Puasa, harga naik. Setelah itu kembali normal. Kira-kira pada H-10, harga cenderung kembali naik lagi,” ungkapnya kepada wartawan saat melakukan Sidak di sejumlah pasar tradisional di Solo, Kamis (19/7).
Sejumlah komoditi yang mengalami penurunan harga di antaranya ayam dan telur. Dari harga sebelumnya mencapai kisaran Rp 12 ribu, kini turun menjadi Rp 10 ribu. Demikian juga bawang merah dan bawang putih.
Namun demikian, ada beberapa komoditi yang perlu diwaspadai karena harganya bisa naik sewaktu-waktu. Di antaranya beras, gula pasir, minyak goreng, tepung terigu, daging sapi, setiap saat harga barang tersebut bisa langsung meroket karena sangat berkaitan.
“Daging sapi menjadi prioritas utama. Impor daging sapi turun 50 persen dari tahun lalu. Jadi kecenderungan permintaan konsumen akan daging, sebagian besar dipenuhi oleh pasokan lokal,” ungkapnya.
Dalam waktu dekat ini, pihaknya akan melakukan evaluasi dengan pengusaha dan asosiasi yang ada untuk membahas masalah tersebut. “Kita akan meminta informasi kepada mereka, bagaimana ekspektasinya di bulan Puasa ini,” terangnya.