Solo — Ibu Negara Iriana Joko Widodo menghabiskan akhir pekan di kota asalnya, Solo, Minggu (21/4). Mengenakan kebaya putih, ia menyempatkan diri untuk menghadiri Peringatan Hari Kartini dan Sewindu Himpunan Ratna Budaya (HRB) Surakarta di Dalem Wuryaningratan.
Di pembukaan acara, Iriana ikut menari gambyong bersama ibu-ibu anggota HRB Surakarta. Meski tak luwes dan masih malu-malu, Iriana tampak gembira di tengah-tengah koleganya yang sudah dikenalnya sejak lama. Sesekali terulas senyum di wajahnya. Tarian lima menit itu berakhir dengan pecahnya tawa di tengah ibu-ibu penggemar busana tradisional itu.
Iriana mengaku berusaha untuk menghadiri acara tersebut meski harus bersusah payah mencari tiket Jakarta-Solo. Ia bahkan nyaris tak kebagian tiket pesawat untuk kembali ke ibu kota.
“Kemarin sudah saya niati. Kalau sampai nggak dapat tiket ke Jakarta ya sudah, naik bus juga nggak apa-apa. Pokoknya hari ini saya bisa hadir di sini,” kata Iriana dalam sambutannya.
Acara diakhiri dengan pembagian nasi tumpeng ke pengunjung Car Free Day (CFD) Slamet Riyadi. Sebagai Dewan Penasehat HRB Surakarta, Iriana mendapat kehormatan untuk memotong tumpeng organisasi tersebut. Saat pembagian, Iriana turun langsung ke tengah-tengah warga untuk membagikan nasi tersebut ke pengunjung CFD. Warga yang mengenal wajah Iriana langsung berdatangan untuk menerima sepiring nasi tumpeng sambil berfoto. Warga yang berdesakan sempat membuat Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) kewalahan.
“Tadi rencana kami cuma di depan pintu gerbang saja. Tapi Ibu (Iriana) ingin menyapa langsung warga Solo. Beliau minta supaya pembagiannya dilakukan di jalan,” kata Wakil Ketua HRB Surakarta, GRAy Febri Hapsari Dipokusumo.
Sebagai informasi, HRB merupakan organisasi wanita penggemar busana tradisional. Organisasi tersebut tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Tak hanya mempelajari dan mengoleksi busana, dan kain-kain tradisional, anggota HRB juga berusaha untuk mengenakannya dalam aktivitas sehari-hari.
“Setidaknya kita harus punya ciri khas. Wanita Indonesia harus bisa dibedakan dengan wanita Malaysia, Thailand, Myanmar,” kata dia.
Editor : Wahyu Wibowo