Solo – Perjalanan sejarah kota Solo tidak dapat lepas dari era masa kolonial Belanda. Solo yang dulunya dikuasai oleh Keraton Kasunanan berdasarkan perjanjian giyanti (13 Februari 1755) mulai banyak dibangun bangunan-bangunan ber-arsitek-kan orang Belanda. Bangunan-bangunan tersebut dulunya banyak dimanfaatkan sebagai tempat tinggal maupun sebagai pusat perkantoran pada jaman VOC. Namun seiring perkembangan jaman dan Indonesia yang sudah merdeka, bangunan-bangunan tersebut banyak digunakan masyarakat Indonesia sebagi pusat perkantoran pemerintah.
Namun sekarang ini keadaan bangunan-bangunan tua peninggalan jaman VOC tersebut sangat memprihatinkan. Bahkan salah satu diantaranya nyaris roboh. Jika kita mau melihat kebelakaang sebenarnya bangunan ini juga sebuah situs sejarah yang harusnya terus dirawat. Bahkan di atas bangunan itu bertulisakan “Bangunan ini rapuh!! MEMBAHAYAKAN!!!” Hal ini sungguh sangat memprihatinkan, kita sebagai warga Solo harusnya juga peduli terhadap kelangsungan dan kelestarian asset sejarah di kota Solo ini.