Solo — Perkembangan dana pihak ketiga (DPK) dan kredit yang cenderung bertumbuh, menunjukkan perbankan di wilayah Soloraya telah menjalankan fungsi intermediasi perbankan dengan baik. Pada Juli 2012 kredit investasi mengalami pertumbuhan paling tinggi sebesar 63,61 persen (yoy) menjadi Rp 4,24 triliun.
Selanjutnya disusul kredit modal kerja yang tumbuh 22,77 persen (yoy) menjadi Rp 20,17 triliun dan kredit konsumsi yang tumbuh 17,26 persen (yoy) menjadi Rp 9,61 triliun. Pejabat Sementara (PjS) Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Solo, Putra Nusantara, berharap tingginya pertumbuhan kredit investasi ini mampu meningkatkan kapasitas produksi dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Adapun jika dilihat dari sektor ekonomi, kredit perbankan mayoritas disalurkan ke sektor perdagangan besar dan eceran senilai Rp 10,39 triliun. Selanjutnya disusul sektor industri pengolahan sebesar Rp 8,02 triliun, sektor real estate dan persewaan sebesar Rp 1,16 triliun serta sektor pertanian sebesar Rp 1,14 triliun.
“Loan to Deposit Ratio (LDR) pada Juli 2012 sebesar 104,57 persen, ini mengindikasikan bahwa seluruh simpanan masyarakat di perbankan disalurkan dalam bentuk kredit. Bahkan, perbankan juga menggunakan modalnya sendiri untuk mendorong akselerasi kredit,” ungkap Putra dalam keterangan persnya, Jumat (31/8).
Sementara menyinggung soal kualitas kredit, pihaknya mengatakan sejauh ini masih tetap terjaga, tercermin dari Non Performing Loan (NPL) Gross sebesar 2,75 persen.