Sukoharjo — Direktur Pondok Pesantren (Ponpes) Al Mukmin Ngruki, Grogol, Sukoharjo, Ustadz Wahyudin, Senin (3/9), menegaskan bahwa Bayu Setiono, salah satu terduga teroris yang ditangkap hidup-hidup oleh Densus 88 di Bulurejo, Gondangrejo, Karanganyar, bukan santri Ponpes Al Mukmin Ngruki.
Ustadz Wahyuddin memastikan, Bayu yang dimaksud bukan merupakan alumnus di Ponpes Al-Mukmin Ngruki. Dikatakan, Ponpes Al Mukmin tidak memiliki catatan atas nama Bayu Setiono.
Dalam keterangan persnya, Ustadz Wahyudin, membenarkan dua terduga teroris yang ditembak mati Densus 88 di Jl veteran, Tipes, Serengan Solo, Jumat (31/8) malam, atas nama Farhan Mujahid dan Mukhsin Tsani merupakan mantan santri di Ponpes Al Mukmin Ngruki. Namun keduanya dinilai bermasalah oleh Ponpes Al Mukmin, karena hingga saat ini belum menyelesaikan administrasi pendidikan, dan ijazah keduanya masih ditahan.
“Mereka berdua memang pernah menjadi santri kami. Namun kami menganggap mereka bermasalah, karena mereka hingga kini juga belum menyelesaikan administrasi. Ijazah mereka masih kita tahan,” ujar Ustad Wahyudin saat Jumpa Pers di Ponpes Al Mukmin Ngruki, Grogol, Sukoharjo, Senin (3/9).
Seperti diberitakan sebelumnya, Kapolri Jenderal Timur Pradopo di Mapolresta Solo, Sabtu (1/9) mengungkapkan, Densus 88 berhasil menangkap tiga terduga teroris, dua tewas dalam adu tembak (Farhan dan Mukhlis), sementara satu lagi (Bayu) berhasil diamanakan. Dalam adu tembak Densus 88 dengan terduga teroris, seorang anggota Densus 88, Bripda Suherman meninggal dunia.
Menurut Kapolri, ketiga terduga teroris tersebut merupakan jaringan baru. “Ketiganya menjadi eksekutor (pelaku) 3 aksi teror di Solo (tanggal 17, 18 dan 30 Agustus 2012 –Red),” ujarnya.