Solo — Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) berprinsip pembangunan berkelanjutan (sustainable development) pertama di Indonesia melalui tahap peluncuran awal (soft launching), Jumat (10/5) sore. Walikota Solo, FX Hadi Rudyatmo menamai jembatan itu Eco JPO Gladhag Panti Husada Surakarta.
“Gladhag artinya jembatan. Panti Husada artinya tempat untuk mendapatkan kesembuhan,” terangnya saat memberi sambutan pada acara soft launching.
Sesuai namanya, jembatan tersebut diharapkan dapat memastikan keamanan pejalan kaki yang hendak menyeberang Jalan Kolonel Sutarto. Selain itu, nama tersebut dianggap pas dengan lokasinya yang berada tepat di depan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Moewardi yang merupakan rumah sakit rujukan Provinsi Jawa Tengah.

“Jadi kalau orang mencari kesembuhan bisa lewat jembatan ini,” kata dia.
Jembatan ini memiliki total panjang bentang 29 meter (bentang utama 18 meter dengan lebar 10 meter, clearance (jarak dari permukaan tanah) 5,1 meter). Data teknis lainnya yaitu pondasi boredpile dengan diameter 40 sentimeter dan kedalaman kurang lebih 7 meter, balok rangka baja dengan plat beton, kolom rangka baja dengan jumlah 4 buah untuk bentang utama dan 3 buah untuk akses ramp dengan panjang total 60 meter dengan kelandaian 6 persen, dan atap menggunakan penutup rangka pipa besi dan spandek. Selain itu Eco JPO dilengkapi dengan ubin pemandu, pagar pengaman, instalasi panel surya.
Soft launching ditandai dengan pemotongan rangkaian bunga oleh Rudy bersama Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan (Pusjatan), Badan Litbang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Deded Permadi Sjamsudin.
Editor : Wahyu Wibowo