Solo – Penerapan parkir elektronik di Jalan Gatot Subroto dan kawasan Coyudan menuai kritik dari Asosiasi Parkir Surakarta (Asparta). Organisasi yang mewadahi pengelola dan juru parkir se-Solo itu menilai parkir elektronik di Solo tidak berjalan optimal.
”Di Gatot Subroto terutama di sekitar Pasar Singosaren tidak jalan. Sebagian besar masih dilayani secara manual. Terutama mobil,” kata Ketua Asparta, Ngadiyo, Minggu (12/5).
Menurut Ngadiyo, penerapan parkir elektronik di kawasan tersebut tidak efektif karena printer mobil yang digunakan untuk mencetak karcis parkir elektronik sering rusak. Akibatnya, juru parkir pilih menggunakan metode lama yang sudah terbukti handal.
“Dari Perempatan Coyudan sampai Perempatan Singosaren sudah tidak dipakai lagi. Mungkin sudah setahun ini,” kata dia.
Selain itu, perilaku pengguna jasa parkir di Solo juga menjadi penyebab tidak berjalannya penerapan parkir elektronik di kawasan tersebut. Pemilik mobil umumnya enggan mendekati terminal tempat pembayaran yang jaraknya cukup jauh dari lokasi parkirnya. Akhirnya juru parkir harus menyesuaikan dengan memberikan tiket parkir secara manual.
“Padahal jaraknya paling 20-30 meter. Tapi pemilik mobil nggak mau jalan,” kata dia.
Ngadiyo meminta Pemkot menimbang kembali sebelum memperluas penerapan parkir elektronik. Setidaknya Pemkot menyempurnakan terlebih dahulu penerapan parkir elektronik di Kawasan Coyudan dan Gatot Subroto sebelum diadopsi ke lokasi lain.
“Seperti kemarin yang di Honggowongso. Sebaiknya yang di Coyudan disempurnakan dulu baru diterapkan di sana,” kata dia mengacu pada penerapan parkir elektronik di Jalan Honggowongso beberapa hari lalu.
Editor : Marhaendra Wijanarko