Karanganyar — Keluarga almarhum Sapto Nugroho mengikhlaskan Ketua PPK Tasikmadu itu meninggal dunia. Mereka tak menghendaki dilakukan visum terhadap jenazahnya.
“Almarhum semasa hidupnya memang mengidap asam lambung dan penyempitan syaraf motorik. Kami tidak ingin dilakukan visum. Biarkan suami saya tenang,” ujar sang istri, Yuli Ambarwati, Selasa (14/5).
Sebagaimana diberitakan, Ketua PPK Tasikmadu Sapto Nugroho (59) meninggal dunia Selasa (23/4) pukul 23.50 WIB, setelah mengalami stroke dan dirawat di RS PKU Muhammadiyah Karanganyar selama sepekan.
Keluarga Sapto tak mau persoalan ini diributkan dengan wacana dari pihak-pihak yang menginginkan visum.
“Kalau mau mengadakan visum kan harus dibongkar lagi, apa mereka yang meminta (visum) tidak berpikir beban mental keluarga? Keluarga sudah menerima ini sebagai takdir, walau pun pemicunya masalah Pemilu. Ini sudah takdir jalan kami,” katanya.
Yuli mengatakan permintaan visum itu seolah-olah meragukan jasa petugas PPK yang gugur dalam mengawal Pemilu 2019.
“Bukan kami saja, mungkin keluarga yang lain yang sudah merasa tenang sudah dimakamkan, sekarang harus dibongkar kembali untuk melakukan visum, apa tidak kasihan?” ucapnya.
Ia merasa prihatin dengan jumlah petugas penyelenggara pemilu yang meninggal dunia mencapai ratusan orang. Menurutnya, daripada wacana visum, lebih baik sistem pelaksanaan Pemilu mendatang diperbaiki.
“Hentikan polemik visum dan kecurigaan. Keluarga sudah ikhlas, jangan ditambah-tambahi lagi jadi beban kami,” katanya.
Editor : Wahyu Wibowo