Solo – Fragmen Joko Tingkir yang digelar di Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) pada Minggu (19/9) menutup acara Grebeg Syawal 2010. Mengambil setting danau yang ada di kompleks bagian dalam TSTJ, fragmen ini mampu menjadi magnet bagi para pengunjung.
Ribuan pengunjung membanjir di sepanjang tepi danau demi menyaksikan salah satu pertunjukan andalan TSTJ yang secara rutin digelar setiap tahun ini. Walau mendapat guyuran hujan yang tidak terlalu deras, pengunjung tetap antusias menikmati fragmen yang diangkat dari kisah perjalanan hidup Sultan Hadiwijaya.
Fragmen Joko Tingkir mengisahkan perjalanan Joko Tingkir semasa muda hingga menuju dewasa. Joko Tingkir atau biasa dipanggil Mas Karebet adalah putra dari Ki Kebo Kenanga. Ksatria dari Desa Rawapening, Semarang ini terkenal dengan aji Lembu Sekilan yang tidak mampu ditembus senjata apapun.
Dalam fragmen, dikisahkan perjalanan Joko Tingkir menuju Demak untuk berguru kepada Sunan Kalijaga dan Sunan Kudus. Perjalanan ini melalui jalur sungai dengan mengendarai gethek (rakit-red). Karena kesaktiannya, perjalanan Joko Tingkir menuju Demak dikawal oleh 40 ekor buaya putih.
Menyertai fragmen Joko Tingkir, pada puncak Grebeg Syawal juga dihelat arak-arakan gunungan ketupat dari pintu masuk TSTJ menuju ke dalam kompleks danau. Gunungan berupa seribu ketupat ini dihadirkan pihak panitia sebagai tanda penutupan Grebeg Syawal.
Setelah arak-arakan, dilakukan serah terima gunungan ketupat dari panitia kepada Wakil Walikota Solo, FX Hadi Rudyatmo. Setelah prosesi serah terima, gunungan ketupat pun menjadi rebutan para pengunjung TSTJ. Seperti diungkapkan Ketua Panitia Grebeg Syawal 2010, Darsono, SH, SE, gunungan berupa seribu ketupat sebagai tanda penutupan Grebeg Syawal yang digelar sejak tanggal 10 hingga 19 September 2010.