Solo — Kalangan pelaku wisata asal Malaysia dan Singapura menyatakan kesiapannya untuk turut memasarkan aset wisata Kota Solo. Bersama komponen pariwisata setempat, mereka pun berniat memromosikan potensi wisata Kota Bengawan ke negara masing-masing.
Sebagaimana dikatakan Country Manager Visit Indonesia Tourism Officer (Vito) Singapura, Sulaiman Shehdek, Vito Singapura siap membantu pemasaran aset wisata Kota Solo melalui berbagai upaya promosi. Di antaranya dengan menggandeng sejumlah institusi pendidikan untuk penyelenggaraan famtrip di Kota Bengawan.
“Selama ini tujuan utama mereka ke Yogyakarta dulu baru Solo. Nah, di sini kami ingin mengubah mindset mereka ke Solo dulu baru ke Yogyakarta,” ujarnya, saat dijumpai wartawan di sela-sela acara pertemuan antarpelaku wisata Solo dengan Vito, di Best Western Premier Hotel Solo, Jumat (12/10).
Sejumlah obyek wisata yang sedianya bakal dipromosikan ke Negeri Singa, di antaranya adalah tempat-tempat heritage alias warisan budaya. Seperti Keraton Kasunanan dan Mangkunegaran, Kampoeng Batik Laweyan dan Kauman serta Sungai Bengawan Solo. Obyek wisata ini rencananya akan dijadikan satu paket dengan ikon wisata Jawa Tengah, Candi Borobudur.
Sementara untuk Vito Malaysia sendiri lebih tertarik pada promosi wisata belanja. Mengingat karakteristik masyarakat Negeri Jiran yang lebih suka memanfaatkan kunjungan wisata untuk berbelanja.
Terkait hal ini, Country Manager Vito Malaysia, Muhammad Shafie Obet, menyatakan pihaknya siap memromosikan obyek wisata belanja Kota Solo ke Malaysia. Seperti Pusat Grosir Solo yang menjadi ikon belanja Kota Bengawan setelah Pasar Klewer.
Hanya saja untuk mendukung kegiatan wisata perlu adanya pembenahan pada obyek tersebut. Termasuk perlunya penyediaan produk souvenir yang lebih variatif.