Solo — Budaya minum teh di pagi hari rasanya sudah menjadi kebiasaan yang dilakukan banyak orang. Jika belum melakukan “ritual” itu terasa ada yang kurang bagi sebagian orang.
Rupanya budaya itu tidak hanya milik orang Solo. Budaya minum teh di pagi hari telah menjadi budaya internasional. Seperti hal yang dilakukan, Minggu (14/10) pagi, di Omah Sinten, Solo. Dengan konsep Morning Tea, puluhan pengusaha Solo bersama beberapa master tea internsional menggelar minum teh bersama. Acara santai itu merupakan rangkaian kegiatan Solo Internasional Tea Festival, 11-14 Oktober 2012.
Para pengusaha yang tampak hadir antara lain Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Solo Gareng S Haryanto, Wakil Ketua Humas dan Umum Perkumpulan Masyarakat Surakarta (PMS) Sumartono Hadinoto, Wakil Ketua Bidang Investasi dan Hubungan Kerjasama Ekonomi Internasional Kadin Priyo Hadi Sutanto, Wakil Ketua Bidang Pengembangan UKM, Koperasi dan Industri Kreatif Kadin S Haryadi dan beberapa pengusaha lainnya.
Ketua Pelaksana Solo Internasional Tea Festival Arys Buntoro mengatakan Morning Tea ini sengaja digelar untuk menggugah kembali budaya minum teh yang cenderung mulai menurun belakangan ini. “Khususnya anak muda cenderung turun konsumsi tehnya. Bahkan ada stigma jika minum teh hangat dianggap orang tua. Semestinya hal ini dirubah,” terang Arys saat ditemui di sela Morning Tea, Minggu (14/10) di Omah Sinten.
Selain itu, Morning Tea juga sebagai bentuk apresiasi budaya minum teh. “Dengan minum teh banyak manfaat kesehatan yang akan kita peroleh,” imbuhnya.
Dijelaskan, Morning Tea ini berbeda dari morning tea kebanyakan. Karena 10 cangkir teh yang disuguhkan merupakan seduhan langsung para Master Tea internasional, antara lain dari Jepang, Hongkong, India, Amerika, Singapura dan Malaysia.
