Solo – Usaha perawatan dokumen-dokumen koleksi Monumen Pers terus dilakukan. Direncanakan semua surat kabar koleksi Monumen Pers Nasional tempo dulu akan dijadikan file di internet.
Begitulah yang diterangkan Heri Kamiyono, staf bagian dokumentasi Monumen Pers Nasional kepada Timlo.net Senin (27/9). Usaha ini dilakukan karena dua hal, yang pertama sebagai usaha perawatan koleksi arsip-arsip Monumen Pers khususnya surat kabar yang terbit jaman dulu. Kemudian sebagai kemudahan masyarakat untuk mengakses berbagai macam koleksi yang ada dengan tidak merusak dokumen asli, karena dokumen asli sudah sangat rapuh.
“Sebelumnya, usaha yang kami lakukan untuk merawat koleksi arsip, termasuk surat kabar jaman dulu hanya dengan cara manual. Kami menggunakan kapur barus sebagai langkah perawatannya,” terang Heri. Sebenarnya ada beberapa metode lain sebagai perawatan arsip kuno, salah satunya dengan penyemprotan anti jamur. Ada juga dengan pengaturan suhu ruang penyimpanan arsip, tetapi hal itu memakan biaya mahal.
Selain itu usaha perawatan untuk buku atau surat kabar yang rusak adalah dengan menjahit bagian yang rusak, mengelem kertas yang robek, dan mengisolatip bagian-bagian yang rusak lainnya. Tetapi sekarang ini semua koleksi surat kabar yang ada akan dimasukkan dalam media internet.
Koleksi arsip surat kabar Monumen Pers Nasional yang didigitalisasi antara lain, Java Post mulai tahun 1952 dengan jumlah total 3.622 lembar, Kiao Pao tahun 1951 dengan jumlah total 776 lembar, Kompas mulai tahun 1969 dengan jumlah total 86.581 lembar, dan surat kabar Merdeka tahun 1950 dengan jumlah total 700 lembar.
Surat kabar tersebut difoto dengan alat khusus per lembar, kemudian dijadikan file yang nantinya dimasukkan media internet. “Setiap hari 1.500 file difoto kemudian filenya diolah dengan komputer,” terang Mita, staf komputer grafis.