Karanganyar — Tak hanya gangguan persinyalan yang bisa menyebabkan operasional KA bermasalah. Namun juga rel patah, longsor, sabotase dan human error. Oleh karena itu, butuh kerjasama semua pihak untuk menjaga keutuhan aset perkeretaapian.
“Pengecekan peralatan di rel dan persinyalan dilakukan lebih intens jelang arus mudik dan selama puncaknya. Mengecek jika ada yang kendor atau hilang. Juga memastikan kerenggangan wessel pas. Setiap hari pengecekan jalur dan perawatan ditambah jamnya,” kata Kepala Stasiun Kemiri Sudarmanto kepada wartawan di sela pengecekan rel ganda oleh tim, Senin (27/5).
Disebutnya, perjalanan KA di wilayah Daops VI Yogyakarta bertambah selama puncak arus mudik. Di wilayahnya, perjalanan KA dari semula 50 kali sehari, menjadi 64 kali. Guna memperlancar operasional, pembangunan yang masih bersisa di Stasiun Kemiri diliburkan seperti finishing kantor.
“50 perjalanan reguler, plus 12 perjalanan khusus angkutan lebaran dan 2 perjalanan angkutan sepeda motor,” katanya.
Ia meminta masyarakat ikut menjaga aset KAI dengan tidak melakukan aksi anarkistis, vandalisme maupun kriminalitas. Menurutnya, pengawasan asetnya membutuhkan itikad baik semua pihak.
“Untuk lokasi yang berjauhan dari stasiun relatif tidak terpantau. Terutama di antara permukiman. Kami memberi pengertian agar anak-anak jangan bermain di rel. Bahaya bagi diri sendiri dan membahayakan perjalanan KA,” katanya.