Timlo.net — Mengantisipasi migrasi malaria dari daerah endemis saat mudik lebaran, Pemudik dari Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya mendapat pengawasan.
Kepala bidang Pengendalian Karantina dan Surveilans Epidemiologi (PKSE) kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas 1 Surabaya, Kementerian Kesehatan Budi Santosamengatakan, pihaknya melakukan pengawasan ketat terutama yang datang dari Indonesia Timur.
Sebab selama ini daerah tersebut selama ini dikenal sebagai endemis malaria tertinggi. Kegiatan pengawasan sendiri sudah dimulai dari tanggal 21 mei sampai dengan 21 juni 2019.
“Daerah endemis malaria tinggi wilayah Indonesia adalah Kalimantan Timur, Sumbawa Barat, Sumbawa Tengah dan Timur, NTT, Papua,” kata Budi, Kamis (30/5).
Untuk pengawasan, pihaknya langsung melakukan pendeteksian suhu tubuh kepada para penumpang yang baru turun. Jika terdeteksi positif, maka pihaknya akan langsung memberikan tindakan medis.
“Kalau ditemukan penumpang dengan gejala malaria maka akan dilakukan tes untuk memastikan positif tidaknya kena malaria. Jika positif malaria akan akan dilakukan pengobatan dan rujukan selanjutnya,” terang Budi.
Dikatakan Budi, kegiatan tersebut digelar karena saat ini Jawa Timur merupakan daerah yang sudah terbebas dari penularan malaria. Sehingga pemeriksaan itu merupakan tindakan preventif.
“Jawa timur merupakan daerah yang sudah bebas dari penularan malaria atau daerah eliminasi, sehingga kantor kesehatan pelabuhan berkewajiban untuk menjaga agar tidak ada kasus penularan,” imbuhnya.
“Sampai saat ini sudah dilakukan pengawasan terhadap 21 kapal dengan rincian jumlah penumpang 10.440 orang dan belum ditemukan penumpang positif malaria,” tandasnya.
Sumber: DetikCom
Editor : Wahyu Wibowo