Solo — Pengembangan baterai lithium di UNS dimulai sejak tahun 2012 sejalan dengan pencanangan program Mobil Listrik Nasional (MOLINA). Baterai lithium yang dikembangkan oleh UNS ini adalah jenis lithium ion dengan ukuran 18.650.
“Sampai saat ini jenis yang dikembangkan adalah LFP (Lithium Ferro Phosphate) dan NCA (Nickel Cobalt Aluminium Oxide),” jelas Rektor UNS, Prof Dr Jamal Wiwoho di kampus UNS, Solo, Jumat (31/5).
Menurut Jamal, baterai lithium yang dikembangkan UNS ini dapat diaplikasikan untuk kendaraan listrik dan alat penyimpan energi dari pembangkit energi yang terbarukan. Teaching Factory Baterai Lithium UNS ini sampai sekarang telah mampu memproduksi 1.000 sel per hari dengan kapasitas 5 KWh untuk jenis
“Lalu untuk sumber pendanaan pengembangan baterai lithium ini berasal dari anggaran Kemenristekdikti, PT Pertamina dan LPDP. Seluruh anggaran tersebut digunakan untuk mendukung pengadaan fasilitas laboratorium dan produksi,” ujar Prof Jamal.