Palangkaraya – Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) meminta pemerintah melakukan seleksi ketat terhadap produk China yang masuk ke Indonesia menyusul pemberlakuan ASEAN China Free Trade Agreement (ACFTA). "Kami merasa China harus diberikan sedikit rintangan apabila ingin memasukkan produk yang dibuatnya ke Indonesia," kata Ketua Badan Pengurus Pusat (BPP) HIPMI Erwin Aksa di Palangkaraya, Minggu (24/1/2010).
Menurut Erwin, masuknya produk China ke Indonesia harus dikontrol secara maksimal terutama produk makanan, walaupun sudah diberlakukannya ACFTA atau perjanjian perdagangan bebas antara ASEAN dengan China. Erwin mengatakan, sering kali produk makanan China ditemukan dibuat dengan bahan kimia yang dapat membahayakan kesehatan masyarakat atau tidak halal untuk dimakan bagi umat Muslim.
Selain itu, dari segi barang, China sering memproduksi sesuatu dengan kualitas yang buruk. Hal itu bisa dilihat dari kenyataan yang ada, banyak barang bermerek yang sampai saat ini masih ditiru oleh China namun kualitasnya jauh berbeda. "Indonesia memiliki hak untuk melakukan pembatasan dengan suatu parameter yang sesuai ketentuan perdagangan bebas, sehingga tidak semua dapat berjalan secara adil," ucapnya. Menurut dia, ACFTA menjadi rintangan yang besar bagi Indonesia dalam melakukan penjualan barang produksi di negara sendiri. Apalagi dengan pola pikir masyarakatnya yang menyukai barang produksi negara lain.
Oleh karena itu, HIPMI akan lebih bersatu dan mencari solusi yang tepat dalam menghadapi masalah itu, tetapi untuk tingkat keberhasilannya semua harus didukung oleh pemerintah, tambahnya. Pihaknya juga mengimbau para pengusaha kecil agat melakukan kolaborasi dengan pengusaha yang sudah maju serta memiliki latar belakang yang baik, sehingga dapat mengembangkan atau meningkatkan usaha yang dijalankan. "Pemerintah harus memperhatikan pengusaha kecil dan menengah, serta perlu menambah fungsi Bank Indonesia bukan hanya untuk menjaga stabilitas moneter tapi juga meningkatkan peran pada sektor riil," katanya.
(Diolah dari kompas.com)