Solo – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Solo menghimbau kepada seluruh pihak supaya mampu menahan diri menyusul kasus pembakaran bendera bertuliskan kalimat tauhid yang terjadi di Garut, Jawa Barat. Jangan sampai, masyarakat khususnya Kota Solo terpancing hingga melakukan aksi anarkis yang justru merugikan kita semua.
“Semua pihak harus dapat menahan diri masing-masing. Jangan mudah terpancing dan terprovokasi,” terang Ketua MUI Kota Solo, Subari saat dihubungi Timlo.net, Kamis (25/10) siang.
Terkait kasus tersebut, Subari menilai jika aparat telah menindak oknum anggota Banser yang melakukan aksi pembakaran. Hendaknya, masyarakat diminta untuk menyerahkan kasus tersebut kepada penegak hukum.

“Jika sampai terpancing atau terprovokasi, maka akan ada pihak yang diuntungkan lalu memanfaatkan situasi tersebut,” kata Subari.
Menurut Subari, dampak dari peristiwa tersebut mampu membuat persatuan dan kesatuan yang selama ini telah terjalin di masyarakat menjadi rapuh. Jika terus menerus dilakukan, tidak menutup kemungkinan akan terjadi gesekan hingga menimbulkan gejolak di masyarakat.
“Kami menghimbau, supaya semua pihak jangan mudah diadu domba. Terlebih ini tahun politik,” tegasnya.
Disinggung terkait aksi protes kelompok masyarakat yang terjadi pada Selasa (23/20) lalu, Subari mengaku masih tergolong wajar. Pasalnya, tidak disertai dengan perusakan dan aksi anarkis yang lain.
“Masih tergolong wajar, bentuk protes. Asal, tidak disertai dengan aksi anarkis,” kata Subari.
Editor : Wahyu Wibowo