Solo – Tampaknya warga solo yang selama ini merasa selalu dirugikan oleh berbagai ulah yang dilakukan para pendukung sepak bola Persebaya Surabaya atau yang lebih dikenal dengan sebutan Bobek (bondo nekat), masih penasaran dengan ingin membalaskan dendam kepada para bonek yang melintasi wilayah Solo dan sekitarnya dalam perjalanan kembali ke Surabaya. Warga masih memburu kereta ketiga yang mengangkut Bonek hingga Senin (25/1) pagi dini hari.
Warga yang seharian terus berjaga-jaga dan melancarkan serangan lemparan batu ke arah kereta yang ditumpangi Bonek sejak pagi tadi. Hingga malam hari, warga masih memadati sepanjang jalur rel kereta, pintu perlintasan kereta, dan jembatan yang berada diatas rel kereta, untuk menanti kedatangan rombongan Bonek.
Seperti dalam pantauan Timlo.net yang berada di jembatan Ringin Semar Jebres Solo, wilayah tersebut menjadi lautan manusia dengan mimik penuh emosional. Sesekali rombongan warga yang menggunakan kendaraan berlalu lalang menuju Stasiun Jebres utnuk menanti kedatangan Bonek, sesekali juga mereka kembali ke Stasiun Balapan Solo, karena ada sumber informasi mengatakan kereta yang ditumpangi Bonek terbakar di Stasiun Balapan.
Pada pukul 01.30 dini hari, warga yang tak mampu meredam amarahnya secara bersama-sama bergerak menuju Stasiun Balapan Solo untuk memastikan keberadaan Bonek. Bahkan sebelum rombongan warga Jebres mendatangi Stasiun Balapan, di Stasiun Balapan pun ternyata telah menjadi lautan manusia, dan menegepung Stasiun Balapan. Aparat keamanan yang berjaga pun tidak mau kecolongan lagi untuk kesekian kalinya. Dengan sigap aparat mampu menguasai Stasiun Balapan, dan mengantisipasi berbagai tindakan warga yang akan berperang melawan Bonek.
Rombongan Bonek dengan menggunakan kereta Gaya Baru pun dalam kondisi remuk, beberapa sumber informasi menyebutkan beberapa anggota Bonek diamankan oleh polisi dan sebagaian dipindahkan ke kereta pengangkut semen. Puncaknya pada pukul 02.15 ketika kereta pengangkut Bonek kembali dijalankan setelah berhenti sekian lama di Stasiun Balapan. Praktis membuat ribuan warga Solo mengejar kereta yang berjalan lambat itu hingga di Stasiun Palur. Ternyata ribuan warga telah menanti di Stasiun Palur dan siap menyambut kereta dengan lemparan. Namun sekali lagi aparat mampu menetralisir wilayah Palur dengan mengerahkan beberapa personel.