Solo – Memiliki ketidaksempurnaan pada tubuh, terkadang membuat kita menjadi putus asa dan rasa minder yang sangat tinggi. Hal ini tidak berlaku pada Sutomo (32), sosok yang patut kita tiru dalam menjalani kehidupannya sehari hari.
Hidup dalam kondisi yang tidak dia rasakan seperti kehidupan orang lain tidak membuat semangat Sutomo untuk menjalani aktifitasnya sehari-hari, dia tidak merasa minder dengan keadaan yang sudah ia alami sejak lahir. Semangatnya sangat tinggi untuk menggapai cita-citanya.
Kondisi cacat kaki sejak kecil, dengan diawali panas yang sangat tinggi merupakan awal penderitaan Sutomo, dengan kondisi panas yang tidak kunjung turun membuat ibunya khawatir, sehingga dibawa ibunya kesebuah puskesmas terdekat untuk memeriksakan penyakitnya.
Tanpa basa-basi salah satu pegawai yang memeriksa Sutomo memegang bagian tubuh Sutopo dan langsung memberikan beberapa suntikan berkali kali. Dan beberapa hari berikutnya bukan kunjung sembuh tapi badan Sutopo malah berangsur memburuk dan sampai sekarangpun mengakibatkan kelumpuhan pada kakinya hingga tidak bisa bergerak.
Beberapa tahun kemudian Sutopo tidak ingin kehidupannya hanya berdiam diri saja dirumah dan merepotkan kedua orangtuanya saja, dia mengikuti beberapa ketrampilan bagaimana cara membuat sepatu dan sandal. Alhasil dia mampu mengikuti ketrampilan itu sehingga dia bisa bekerja di sebuah pabrik sepatu yang ada di Kota Solo. Bekerja bisa membuat dia merasa bisa sedikit lupa kan penderitaannya, selang beberapa tahun dia mulai merasa ingin membuat usaha sendiri karena gaji yang dia terima tidak sesuai dengan apa yang dia kerjakan.
Berawal hanya bermodalkan alat tambal ban saja. Sutopo bisa membuat usaha sendiri meskipun kecil-kecilan dan bisa membantu menghidupi kehidupan kedua orangtuanya yang sudah tua. Selama 7 tahun dia menggeluti usaha bengkel ini yang tepatnya dikawasan Slamet Riyadi. Tidak banyak penghasilan yang Sutopo dapat, tidak menentu bahkan sehari hanya dapat Rp 20.000,- itu masih di potong dengan biaya buat makan seharinya.
Hal yang bisa kita petik bukanlah penghasilan dari Sutopo, melainkan banyak hal ketidaksempurnaan yang ada pada diri kita sendiri, sikap selalu meributkan ketidaksempurnaan akan menjauhkan kita dari tujuan kita untuk menjadi orang yang lebih baik. Sutopo merupakan sosok yang memiliki semangat hidup yang tinggi, dia tidak ingin merepotkan orang yang ada disampingnya, tidak mengeluh disaat kesempurnaan merenggut kebahagiaannya. Kita yang diberikan kesempurnaan, terkadang tidak bisa memanfaatkannya dengan sebaik mungkin. Semua tergantung pada diri kita sendiri, kemauan untuk maju untuk menggapai cita-cita harus dijiwai dari diri sendiri.