Solo – Lahan kritis seluas satu hektar yang dikelola TNI bersama petani akhirnya menghasilkan panenan. Bersama Muspika, TNI dari Kodim 0735 Surakarta, Senin (15/11), melakukan panen raya jagung hibrida di Mipitan, Mojosongo.
Dipaparkan Komandan Kodim (Dandim) 0735 Surakarta, Letkol Infanteri Agus Subiyanto, dihadapan wartawan, TNI bersama petani setempat mengelola lahan kritis di Mipitan dari nol yang mana tidak ada pengairan. Tentunya secara teknis kondisi tersebut tidak memenuhi syarat pertanian.
Perihal kepemilikan lahan, Dandim mengungkapkan, lahan merupakan milik petani setempat. Adapun untuk benih jagung, dikatakannya, benih diperoleh dari Yayasan Sejahtera Indonesia. Sementara pengelolaannya dilakukan secara bersama-sama antara TNI dengan petani.
“Mengenai hasil panen rencananya akan dikembalikan ke yayasan, tapi hasilnya (hasil penjualan) dikembalikan ke petani,” kata Agus Subiyanto. Selain pengelolaan lahan kritis di Mipitan, tambah Dandim, TNI Kodim 0735 Surakarta sedianya juga akan mengelola dua hektar lahan kritis di Kadipiro.
Sebagaimana di Mipitan, diakui Agus Subiyanto, lahan di Kadipiro tersebut sedianya juga akan dimanfaatkan untuk pembudidayaan tanaman jagung hibrida. Sementara alasan pemilihan tanaman jagung, menurutnya tanaman jagung lebih efektif karena tidak membutuhkan banyak pengairan.
Camat Jebres, Anggoro Hexa, menambahkan, “Tujuan kegiatan adalah untuk memanfaatkan lahan kritis sehingga ada nilai ekonomi, fungsi dari tanaman itu sendiri sebagai penyumbang oksigen serta pengamanan lahan kritis.”
Pengelolaan lahan kritis yang dilakukan secara bersama oleh TNI dan petani merupakan bentuk kemanunggalan TNI dengan rakyat. Sedianya pengelolaan lahan kritis tersebut akan diikutsertakan dalam lomba pengelolaan lahan antar Kodim se-Jawa Tengah.