Solo – Ritual kirab pusaka setiap Tahun Baru 1431 H (1 Suro) merupakan warisan budaya leluhur yang sampai saat ini masih terus berjalan, seperti yang dilakukan Pura Mangkunegaran dengan mengadakan Kirab Pusaka setiap malam 1 Suro.
Kirab diawali dengan pembacaan doa dan persiapan pusaka ini sudah dinanti oleh warga masyarakat baik di dalam Pura Mangkunegaran maupun di luar, masyarakat yang sejak sore sudah menunggu untuk berebut air jamasan ini harus rela berdesak-desakan untuk melihat pusaka yang dikeluarkan oleh pihak Pura Mangkunegaran.
Diungkapkan oleh Purwanto panitia kirab, bahwa rencana kirab pusaka yang dikeluarkan 4 buah pusaka mendadak berubah menjadi 5 buah pusaka, pusaka yang sudah dijamas 2 hari sebelum kirab ini dibawa oleh abdi Pura Mangkunegaran, pusaka yang dikeluarkan ini antara lain 3 buah tombak yang tertutup kain kuning, 1 buah yang diyakini adalah “wayang kulit”, dan sebuah lagi merupakan peninggalan Pangeran Sambernyawa atau Mangkunegara 1 yang diletakkan di dalam Joli atau kotak tandu yang akan diusung oleh empat orang.
Saat diwawancarai Timlo.net, panitia mengatakan bahwa tidak pernah tahu nama-nama pusaka yang akan dikirab, karena sudah menjadi ciri khas pihak Pengageng Pura untuk tidak menyebutkan nama-nama pusaka, bahkan ini sudah berlangsung sejak dipimpin oleh Mangkunegara VII.
Kirab yang diikuti oleh kerabat dan pengageng Pura Mangkunegaran dilakukan dengan membisu atau dalam ritual Jawa dengan tapa mbisu ini merupakan sebagai wujud ungkapan doa kepada Tuhan dan instrospeksi diri guna menyucikan batin menyambut tahun Baru 1431 H.