Selasa, Agustus 9, 2022
  • Tentang Kami
  • Karir
Timlo.net
No Result
View All Result
  • Seni Budaya
  • Bisnis
  • Pendidikan
  • Olah Raga
  • Solo dan Sekitar
  • Wisata
  • Gaya Hidup
  • Nasional
  • Manca
  • Regional
    • Solo
    • Sragen
    • Karanganyar
    • Klaten
    • Wonogiri
    • Sukoharjo
    • Boyolali
  • Indeks
  • Seni Budaya
  • Bisnis
  • Pendidikan
  • Olah Raga
  • Solo dan Sekitar
  • Wisata
  • Gaya Hidup
  • Nasional
  • Manca
  • Regional
    • Solo
    • Sragen
    • Karanganyar
    • Klaten
    • Wonogiri
    • Sukoharjo
    • Boyolali
  • Indeks
Timlo.net
No Result
View All Result
Home Nasional Detik

Kekeringan Kian Meluas, Ratusan Hektar Lahan Terancam Gagal Panen

Detik Com by Detik Com
1 Agustus 2019 | 11:32
in Detik, Nasional
Kekeringan Kian Meluas, Ratusan Hektar Lahan Terancam Gagal Panen

Kekeringan di Malang (detik)

Share on FacebookShare on Twitter

Timlo.net — Kemarau kali ini telah membuat kekeringan di Malang selatan semakin meluas. Krisis air bersih dialami ribuan warga yang tinggal di Kecamatan Sumbermanjing Wetan. Sementara lahan pertanian seluas hampir 310 hektare juga terancam gagal panen, karena kurangnya ketersediaan air.

Wilayah terparah karena dampak kekeringan berada di Desa Sitiarjo dan Desa Kedungbanteng. Ribuan warga yang tinggal di dua desa tersebut kesulitan mendapatkan air bersih.

BacaJuga

Debit Air Pamsimas Mengecil, Puluhan KK di Kecamatan Bulu Sukoharjo Kekurangan Air Bersih

Ritual Unik Meminta Hujan di India dengan Nikahkan Kodok

20 Desa di Karanganyar Rawan Kekeringan, BPBD Waspadai Krisis Air Bersih

Kepala Desa Sitiarjo Mamik Misniwati menyatakan, kekurangan air disebabkan menurunnya debit mata air yang selama ini menjadi penompang warga untuk mendapatkan air bersih.

“Jika hujan belum juga turun, maka debit sumber air bisa semakin mengecil dan tentunya tak cukup memenuhi kebutuhan warga. Area pertanian juga terancam gagal panen, karena irigasi tak menyalurkan air,” ungkap Mamik kepada wartawan, Kamis (1/8).

Dia mengaku, kekeringan terparah berada di Dusun Krajan Kulon. Warga yang tinggal di RT 32, 30, 35 dan 57, kesulitan mendapatkan air. Karena debit sumber air yang mengecil tak mampu menyuplai tandon yang dimiliki warga di desa berpenduduk 7 ribu jiwa ini.

“Di sana ada sekitar 100 KK. Memang masih ada tandon air yang bisa digunakan. Tetapi debit sumber air terus mengecil, takutnya nanti tak bisa terisi lagi tandon, dan juga sumur warga yang kondisi turut mengering,” terangnya.

Mamik menambahkan, selain kekurangan air bersih yang dirasakan oleh warga. Saat ini petani juga mengeluhkan lahan pertanian yang mengering. Setidaknya ada 310 hektare lahan pertanian di wilayahnya yang terdampak kekeringan.

“Debit sungai Mbambang yang selama ini menjadi andalan warga mengairi sawah, debitnya sudah semakin mengecil. Ada ketakutan akan gagal panen hingga berdampak kepada perekonomian warga,” ujarnya.

Lahan pertanian seluas 310 hektare tersebut, menyebar di sejumlah dusun, yakni Dusun Krajan Kulon seluas 150 hektare, dan 160 hektare berada di wilayah Dusun Krajan Wetan.

Desa Sitiarjo Dwi Pudjo menambahkan, warga yang tinggal di Dusun Krajan Wetan masih bisa menikmati suplai air yang berasal dari sumur bor. Meskipun belum cukup memenuhi kebutuhan seluruh warga.

Beberapa sumur bor yang ada, merupakan hasil swadaya masyarakat yang dibangun 10 tahun yang lalu. “Dengan menggunakan pompa mesin, air dari sumur bor itu dialirkan ke sawah. Tetapi dalam kondisi kemarau seperti sekarang, ya kurang maksimal,” ujar Dwi terpisah.

Untuk mengatasi kekeringan di tahun depan, Pemerintah Desa Sitiarjo sudah melakukan langkah dengan meminta dukungan Dinas Pekerjaan Umum dan Sumber Daya Air Kabupaten Malang dan Provinsi Jawa Timur, untuk melakukan perbaikan bendungan air Kedungmas.

“Kami berharap, bendungan merupakan peninggalan Belanda itu bisa direvitalisasi. Karena dengan begitu, akan membantu suplai air untuk irigasi pertanian,” harapnya.

Kekeringan yang sama juga dialami warga Desa Kedungbanteng. Setidaknya 1.200 kepala keluarga (KK) mulai mengalami kesulitan air. Kepala Desa Kedungbanteng Suwarno menuturkan, 1200 KK tersebut menempati rumah di 8 RT.

Kekeringan sudah menjadi langganan warga Kedungbanteng di setiap musim kemarau tiba. Warga terpaksa membeli tandon air berkapasitas 1.000 liter dengan harga Rp 40 ribu, untuk menampung air bersih yang didapatkan. “Padahal itu hanya bisa mencukupi kebutuhan paling tidak 4 sampai 5 hari saja,” terang Suwarno.

Pemerintah Desa Kedungbanteng berencana meminta bantuan BPBD Kabupaten Malang beserta instasi terkait, untuk menyuplai air bersih ke wilayah mereka.

Sebelumnya, Pemdes Kedungbanteng mencari wilayah yang bisa digunakan sebagai embung, yang diharapkan bisa menampung ketersediaan air saat musim kemarau tiba.

“Survei sudah, tapi belum menemukan lokasi yang tepat untuk membangun embung. Harapan kami bisa secepatnya, selain berkirim surat ke BPBD dan instasi lain untuk menyalurkan air bersih,” tandasnya.

Sumber: Detik.com

Editor : Marhaendra Wijanarko
Tags: Gagal PanenKekeringan

Previous Post

Penataan Koridor Jensud Hampir Selesai, Bundaran Gladak Dibuka 18 Agustus 

Next Post

iPhone 11 Akan Dukung Apple Pencil?

Detik Com

Detik Com

Berita Terkait

Debit Air Pamsimas Mengecil, Puluhan KK di Kecamatan Bulu Sukoharjo Kekurangan Air Bersih

Debit Air Pamsimas Mengecil, Puluhan KK di Kecamatan Bulu Sukoharjo Kekurangan Air Bersih

3 Agustus 2022
Ritual Unik Meminta Hujan di India dengan Nikahkan Kodok

Ritual Unik Meminta Hujan di India dengan Nikahkan Kodok

22 Juli 2022

20 Desa di Karanganyar Rawan Kekeringan, BPBD Waspadai Krisis Air Bersih

13 Juli 2022

Duh! Petani di Klaten Gagal Panen Akibat Tanggul Jebol

19 Maret 2022

Kekeringan, Sejumlah Kecamatan di Boyolali Dikirim Air Bersih

16 September 2021

Jumantono Mulai Kekeringan, Pembuatan Sumur Artesis Dinilai Mendesak

9 September 2021
Next Post
iPhone 11 Akan Dukung Apple Pencil?

iPhone 11 Akan Dukung Apple Pencil?

Currently Playing

Bentrok Antar Suporter, Gibran Minta Maaf pada Warga Yogyakarta

Bentrok Antar Suporter, Gibran Minta Maaf pada Warga Yogyakarta

00:03:12

Gibran Ikut Memeriahkan Acara Solo Berseli Fondo 100K

00:04:18

Persis Solo Akan Melawan Dewa United di Magelang

00:01:28

Ganjar Diserang Tidak Akan Menang di Pilpres 2024

00:01:21

Ini 2 Stadion Alternatif yang Bisa Digunakan Persis Solo

00:01:36

Netizen Meminta Indonesia Keluar dari AFF?

00:01:59

Teaser Tour de Surakarta

00:01:18

Persis Tak Bisa Gunakan Stadion Manahan dalam Laga Perdana Liga 1?

00:01:30

Persis Solo Gagal Total di Piala Presiden 2022, Suporter: Berbenah, Ini Solo!

00:01:46

Terkini

Bupati Wonogiri Ajak Semua Pihak Keroyok Stunting

Bupati Wonogiri Ajak Semua Pihak Keroyok Stunting

9 Agustus 2022
Sempat Viral, Pencuri Speaker Diamankan ke Polsek Jaten

Peras Payudara Anak di Bawah Umur, Satpam Ditahan di Polres Sukoharjo

9 Agustus 2022
Kasus Meninggalnya Brigadir J, Jokowi: Usut Tuntas, Ungkap Kebenaran Apa Adanya

Kasus Meninggalnya Brigadir J, Jokowi: Usut Tuntas, Ungkap Kebenaran Apa Adanya

9 Agustus 2022
Konsep Otomatis

Kemenag Rilis Lagu Gembira “Hari Anak Nasional”, Catat Liriknya!

9 Agustus 2022
Cerianya Siswa SLB B Yakut Purwokerto saat Sapa Ganjar Pakai Bahasa Isyarat

Cerianya Siswa SLB B Yakut Purwokerto saat Sapa Ganjar Pakai Bahasa Isyarat

9 Agustus 2022
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Telepon Penting
  • Privacy Policy
  • Term of Use
  • Karir
  • Sitemap
Telepon Kami : +62-271-626499

Copyright © 2022 Timlo.net PT Tinular Media Solo All Rights Reserved

No Result
View All Result
  • Solo dan Sekitar
  • Bisnis
  • Seni Budaya
  • Gaya Hidup
  • Pendidikan
  • Wisata
  • Olah Raga
  • Nasional
  • Manca
  • Serba-serbi

Copyright © 2022 Timlo.net PT Tinular Media Solo All Rights Reserved