Solo – Budaya Indonesia yang beragam jenis merupakan landasan bagi berkembangnya ekonomi kreatif untuk meningkatkan nilai ekspor di bidang furniture.
Industri furniture di Indonesia pernah mengalami masa kejayaan di era 80-an, dimana pada masa itu Indonesia dapat menghasilkan produk furniture berkualitas tinggi. Kapasitas dan skill produksi yang bagus didukung tersedianya bahan baku yang baik serta upah tenaga kerja yang terjangkau menjadikan Indonesia sebagai primadona produk-produk furniture di dunia.
“Para desainer furniture di Indonesia harus tetap introspeksi diri, yaitu dengan meningkatkan kualitas produk dalam negeri melalui desain yang inovatif, kreatif, unik dan orisinil,” ujar Yos Theosabrata pakar desain dalam acara workshop pengembangan desain inovatif dalam rangka meningkatkan daya saing furniture nasional di Pasar Global, di Best Western Premier Hotel Solo, Kamis (2/12).
Industri furniture Indonesia, menurut Yos, sudah waktunya untuk tampil sebagai produk mandiri yang inovatif. Dari pengembangan desain yang inovatif dan orisinil ini diharapkan para desainer dapat membantu mengembalikan citra negatif selama ini dan sekaligus dapat meningkatkan kebanggaan bagi individu desainer tersebut dan juga martabat suatu bangsa.
Yos Theosabrata merupakan founder dari Victor Furniture yang juga Direktur Utama Accupunto, sebuah produk furniture yang memberikan kombinasi unik dengan metode akupuntur. Nama Yos Theosabrata sendiri sudah lama beredar di kalangan desain produk internasional.
Sebuah penghargaan Red Dot Design Award 2003 yang cukup prestisius di tingkat internasional pun pernah diraih Yos untuk produk rancangannya, Accupunto. Dalam mencari inspirasi desainnya, Yos banyak melihat dari alam. Misalnya saja lekuk daun pisang, pohon, maupun bentuk hewan. Inspirasi Yos inilah yang menjadikan kreasinya diakui dunia.