Sragen — Tim Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Tengah memastikan semburan api yang muncul di lubang bekas sumur di tegalan Desa Bonagung, Kecamatan Tanon, Sragen berasal dari gas alam. Namun fenomena semburan itu dipastikan tidak berbahaya dan akan habis dalam beberapa hari ke depan.
“Tadi kita melakukan pengecekan langsung ke lokasi ditemukannya semburan api. Kondisi semburan gas sudah terbakar, sehingga kita hanya melakukan pengecekan secara visual. Tapi itu fenomena yang sudah terjadi di beberapa daerah,” kata Petugas dari Dinas ESDM Provinsi, Puguh Dwi Hartanto, Senin (19/6) sore.
Tim sempat melakukan pemeriksaan terhadap fenomena semburan api yang muncul sejak Minggu (18/8) malam tersebut. Tim didampingi Kabid Pengendalian LH Dinas Lingkungan Hidup Sragen, Ichwan Yulianto, Kapolsek dan Camat Tanon.
Puguh mengatakan, dari analisanya, semburan api tersebut berasal dari gas alam. Semburan tersebut dipastikan tidak berbahaya, dan diyakini akan habis dalam waktu dekat.
Diterangkan, berdasarkan kedalaman sumur bor tempat keluarnya api yang hanya berkisar 50 meteran, disimpulkan bahwa lokasi tersebut bukan reservoir gas. Karena reservoir gas hanya ditemukan di kedalaman 200 meter lebih.
“Jadi semburan gasnya bersifat lokal, sehingga diperkirakan akan habis dengan sendirinya dalam waktu dekat. Bisa jadi dua hari habis. Tapi kita tidak bisa memastikan kapan waktunya,” terangnya.
Puguh menambahkan, semburan gas ini dimungkinkan karena wilayah tersebut dulunya merupakan rawa-rawa. Proses ratusan tahun membentuk gas, yang kemudian terjebak oleh beberapa lapisan sedimen.
Kumpulan gas ini kemudian bisa merembes keluar karena wilayah tersebut dibangun sumur bor.
“Insyaallah tidak membahayakan, karena fenomena ini bersifat lokal,” ujarnya.
Editor : Marhaendra Wijanarko